TEMPO.CO, Jakarta - Para pengunjuk rasa di Hong Kong membuat "koneksi pribadi" dengan menggunakan aplikasi pesan khusus setelah pemerintah Cina membatasi penggunaan media sosial dan memblokir akses sistem seluler. Adalah FireChat, aplikasi chatting yang telah digunakan lebih dari 100 ribu pendemo untuk saling berkomunikasi. (Baca: Tuntut Demokrasi, 80 Ribu Pendemo Penuhi Hong Kong)
FireChat dikembangkan oleh perusahaan Open Garden asal San Fransisco, Amerika Serikat. Tidak seperti aplikasi chatting kebanyakan yang menggunakan jaringan Internet, FireChat menggunakan koneksi Bluetooth untuk berkirim pesan. Jadi, keterbatasan akses seluler yang berlaku di Hong Kong tidak menjadi kendala bagi pendemo untuk berkomunikasi, meski dengan jarak terbatas.
"Para pendemo telah membentuk ratusan chat room berbeda untuk saling mengingatkan tentang kehadiran polisi "preman" atau ancama serangan dari pihak berwajib," kata Christophe Daligault, Wakli Presiden Open Garden, seperti dilaporkan Financial Times, Senin, 29 September 2014.
FireChat menjadi media komunikasi utama sejak demo berlangsung selama akhir pekan. Selama demo berlangsung, peningkatan aktivitas FireChat naik 150 kali dari biasanya. "Saya terkejut pendemo menggunakan aplikasi ini sebagai alat komunikasi publik, sehingga pemerintah dapat melihat apa yang terjadi di jalan," ujar Daligault.
Sejak demo semakin memanas pekan lalu, pemerintah Cina mulai memblokir Instagram dan Weibo (Twitter versi Cina) untuk mencegah tersebarnya gambar dari puluhan ribu pendemo di Hong Kong ke dunia luar. Jaringan ponsel juga dilaporkan kelebihan beban sejak protes berlangsung, sehingga sistem jaringan komunikasi terganggu.
Baca Juga:
RINDU P. HESTYA | FINANCIAL TIMES
Berita Lain:
50 Geoglif Ditemukan di Kazakhstan
Asal-usul Teknik Pembuatan Alat Batu Levallois
Amerika Rilis Peta Topografi Dunia