TEMPO.CO, Jakarta - Pemagaran area rekreasi bawah laut Sea World oleh PT Pembangunan Jaya Ancol berimbas terhadap para pedagang makanan yang menyewa tempat di lokasi itu. Sejak Ahad lalu, tak ada satu pun pembeli yang mengunjungi tempat mereka berjualan.
"Kami tetap buka seperti biasa karena Sea World juga masih beroperasi. Namun, ya, itu, omzetnya nol rupiah," ujar Kristian Setiawan, Store Manager Hungry Town, yang ditemui pada Rabu, 1 Oktober 2014. (Baca: Disegel, Sea World Kehilangan Ribuan Pengunjung.)
Padahal sebelumnya, restoran cepat saji itu mampu meraup omzet hingga Rp 3 juta pada hari biasa. Bahkan, pada akhir pekan, omzetnya bisa melebihi angka Rp 10 juta.
Kris menyebutkan operasional di restoran itu tetap dijalankan seperti biasa. Jumlah bahan makanan yang dibeli tidak dikurangi sama sekali. Walhasil, bahan-bahan makanan itu pun akan dibuang pada akhir hari karena tidak ada satu pun yang digunakan.
"Standard operational procedure-nya seperti itu. Bahan makanan tidak kami kurangi 1 gram pun," ujarnya. Namun Kris menolak merinci berapa biaya yang dikeluarkan untuk membeli bahan-bahan tersebut. (Baca: Sea World Disegel Gara-gara Masalah Kontrak)
Hal sama dialami restoran Red Pepper. Nengahyanti Asmadani, pegawai restoran itu, mengatakan, dalam sehari setidaknya ada 50 pengunjung Sea World yang akan memesan makanan di sana. Namun, sejak pengunjung tidak diperbolehkan masuk oleh Ancol, hanya karyawan Sea World yang membeli dagangannya. "Itu pun cuma 1-2 orang per hari," ujar Yanti.
Meski demikian, para pedagang mengatakan akan terus bertahan di Sea World. Pasalnya, selama ini mereka telah menjalin kerja sama yang baik dengan manajemen Sea World. Kris pub berujar dirinya akan terus mendukung Sea World hingga perkara di pengadilan tuntas.
Sea World saat ini sedang mengupayakan untuk memperoleh kembali hak pengelolaan atas wahana itu. Sebelumnya, Badan Arbitrase Nasional Indonesia telah memenangkan tuntutan Ancol dan mengharuskan Sea World menyerahkan semua aset dan fasilitas kepada Ancol. Pemagaran pun dilakukan oleh Ancol agar wahana itu tidak lagi beroperasi.
MOYANG KASIH DEWIMERDEKA
Baca juga:
Pungutan Sekolah buat Beli Hewan Kurban Diprotes
Dana Ditilep, Proyek Garuda Wisnu Tetap Berjalan
Lulung: Jual Hewan Kurban di Tanah Abang Sudah Tradisi
Demokrat Minta Kursi Ketua MPR dan Wakil Ketua DPR