TEMPO.CO, Jakarta – Pemerintah terus mendorong ekspor produk rumput laut ke pasar alternatif, seperti Brasil. Pasar ini dinilai prospektif, sehingga diharapkan bisa membantu pencapaian target ekspor makanan olahan senilai US$ 4,9-5 miliar pada 2014-2015.
“Brasil merupakan salah satu pasar ekspor prospektif Indonesia di kawasan Amerika Selatan,” kata Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan Nus Nuzulia Ishak di kantor Kementerian Perdagangan, kemarin.
Pasar ekspor terbesar produk rumput laut Indonesia adalah Cina (76,92 persen), Filipina (6,69 persen), Cile (4,69 persen), Korea Selatan (2,44 persen), dan Hong Kong (1,75 persen).
Brasil menduduki peringkat ke-12 dengan tren pertumbuhan 0,42 persen. Adapun target ekspor nasional Indonesia ke Brasil diharapkan tumbuh 4-5 persen atau sebesar US$ 1,57-1,59 miliar.
Kementerian Perdagangan kemarin memfasilitasi kerja sama jual-beli produk rumput laut antara dua perusahaan Indonesia dan satu perusahaan Brasil senilai US$ 3 juta. Transaksi pembelian ini dilakukan dua perusahaan Indonesia, yakni PT Brasindo Gum dan PT Gumindo Perkasa Industri. Sedangkan dari Brasil ada Indobras Representacao Comercial. Perusahaan Brasil ini akan membeli produk turunan rumput laut berupa alkali treated caragenan chip. “Ini bagus untuk diversifikasi pasar tanpa melupakan pasar utama,” tutur Nus.
Menurut Direktur PT Brasindo Gum, Hendy Thiono, produk rumput laut yang diekspor ke Brasil itu merupakan olahan bernama karagenan. Setiap kilogram karagenan dijual dengan harga US$ 7,5-8 per kilogram. “Raw material-nya rumput laut, lalu diolah menjadi karagenan. Inilah yang dijual,” katanya.
PRIO HARI KRISTANTO
Berita Terpopuler
Koalisi Prabowo Usulkan Pilpres oleh MPR Lagi
Penjual Kue Putu di Malang Tantang Amien Rais
Koalisi Merah Putih Targetkan Revisi UU KPK
Kejutan, Maria Londa Rebut Emas Asian Games