Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Petani Eks Tapol Gelar Rembuk Ketahanan Pangan

image-gnews
Sejumlah korban/keluarga tragedi kemanusiaan 1965/1966 melakukan aksi damai di gedung Komnas HAM, Jakarta, Selasa (8/5). Mereka mendesak sidang paripurna untuk mengumumkan segera hasil penyelidikan peristiwa 1965/1966 terbuka. TEMPO/Aditia Noviansyah
Sejumlah korban/keluarga tragedi kemanusiaan 1965/1966 melakukan aksi damai di gedung Komnas HAM, Jakarta, Selasa (8/5). Mereka mendesak sidang paripurna untuk mengumumkan segera hasil penyelidikan peristiwa 1965/1966 terbuka. TEMPO/Aditia Noviansyah
Iklan

TEMPO.CO, Blitar: Sejumlah petani di Blitar, Jawa Timur, yang juga mantan tahanan politik Partai Komunis Indonesia menggelar rembuk bersama dengan aktivis pondok pesantren dan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia. Mereka membahas teknik bercocok tanam demi kedaulatan pangan sebagai bentuk rekonsiliasi bangsa.

Pertemuan yang berlangsung malam ini, Selasa, 1 Oktober 2014, di sekretariat The Post Institute, Jalan Muradi, yang berdekatan dengan Istana Gebang diprakarsai oleh aktivis HAM Blitar. Mengusung tema memperkuat rekonsiliasi bangsa melalui ketahanan pangan, para aktivis berharap proses rekonsiliasi dengan korban gerakan 30 September bisa bergeser ke wilayah pertanian yang menjadi pekerjaan mereka sehari-hari. "Kita tak lagi bicara politik, tapi ril soal pertanian" kata Arif Aidit, aktivis The Post Institute yang memprakarsai rembuk bersama itu.

Menurut Arif, para korban peristiwa 1965 yang sebagian besar berprofesi sebagai petani masih kerap mengalami kesulitan dalam pekerjaan mereka. Karena itu dia menilai perlunya transformasi pengetahuan bercocok tanam untuk membangun pemberdayaan mereka secara ekonomi. Sebab selama ini kehidupan mereka sebagai petani di daerah terpencil telah mengisolasi dari perkembangan teknologi pertanian.

Selain menghadirkan tokoh pesantren dari Tebuireng Jombang dan Komnas HAM, acara itu juga dihadiri petugas penyuluh lapangan pertanian. Sehingga diharapkan para korban 30 September ini tak lagi menghadapi diskriminasi. "Sebab mereka sudah menjalani pemiskinan pasca-peristiwa 65," kata Arif.

Sukiman, mantan anggota Barisan Tani Indonesia yang merupakan underbow PKI mengaku senang dengan acara ini. Dia juga menilai gerakan pembangunan sektor agraria merupakan bentuk rekonsiliasi yang efektif. "Kami juga bisa berperan membangun ketahanan pangan nasional," katanya.

Sukiman juga berharap pemerintah bisa membantu menyelesaikan persoalan pertanian yang dihadapi pada petani di Blitar Selatan yang tengah menghadapi kekeringan. Di kawasan itu banyak sekali eks tapol yang kini bekerja menjadi petani. Mereka telah hidup rukun dengan masyarakat Nahdliyin dan membangun masjib bersama-sama.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Direktur The Post Institute Mawan mengatakan para petani bisa mengkonsultasikan kendala pertanian mereka kepada penyuluh lapangan di acara ini. Sehingga ketika pulang ke kampung mereka bisa menularkan ilmu pertanian ke sesama warga eks tapol. Sebab seharusnya negara memberi mereka kompensasi kerugian ekonomi pascapembantaian massal tahun 65.

HARI TRI WASONO

Baca juga:
Pejabat Bank Mutiara Jadi Sekper Bank Mandiri

Demokrat Ngotot Pemilihan Ketua DPR Malam Ini

Untuk Kesehatan, Risma Tertibkan Data Warga Miskin

SBY Klaim Jokowi Tawarkan Demokrat Bergabung



Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

AS Bebaskan Sekutu Presiden Venezuela dengan Imbalan Pembebasan Tahanan Warga Amerika

21 Desember 2023

Presiden Venezuela Nicolas Maduro memeluk Alex Saab, setelah dia dibebaskan oleh pemerintah AS, di Istana Miraflores, di Caracas, Venezuela, 20 Desember 2023. REUTERS/Leonardo Fernandez Viloria
AS Bebaskan Sekutu Presiden Venezuela dengan Imbalan Pembebasan Tahanan Warga Amerika

Venezuela dan Amerika Serikat melakukan pertukaran tahanan seiring menurunnya ketegangan kedua negara.


10 Desember Hari Hak Asasi Manusia Sedunia, Ini Isi Deklarasinya

10 Desember 2023

Aktivis Hak Asasi Manusia, Suciwati, istri dari Munir Said Thalib memberikan orasi saat Peringatan 19 Tahun Pembunuhan Munir di Kantor Komnas HAM, Jakarta, Kamis 7 September 2023. Kasus pembunuhan terhadap Munir adalah kasus yang sangat penting untuk terus diperingati dan diperjuangkan keadilannya hingga tuntas, sampai dalangnya diproses hukum. TEMPO/Subekti.
10 Desember Hari Hak Asasi Manusia Sedunia, Ini Isi Deklarasinya

Peringatan Hari Hak Asasi Manusia Sedunia ke-75 menghadirkan tema dan konsep berbeda di Indonesia, berikut ini tema dan isi deklarasinya.


Putusan MK Batas Usia Capres-Cawapres Sebut-sebut Nama Sutan Sjahrir, Begini Profilnya

17 Oktober 2023

Sutan Sjahrir. Kemendikbud
Putusan MK Batas Usia Capres-Cawapres Sebut-sebut Nama Sutan Sjahrir, Begini Profilnya

Hakim MK Guntur Hamzah berpendapat secara historis Indonesia pernah dipimpin warga negara berusia di bawah 40 tahun. Dia adalah Sutan Sjahrir.


Pelajar SMA di Arab Saudi Divonis 18 Tahun Penjara karena Beri Dukungan ke Tahanan Politik

24 September 2023

ilustrasi penjara
Pelajar SMA di Arab Saudi Divonis 18 Tahun Penjara karena Beri Dukungan ke Tahanan Politik

Arab Saudi menjatuhkan hukuman penjara 18 tahun pada Manal al-Gafiri, perempuan pelajar SMA karena memberikan dukungan pada tahanan politik.


Para Perempuan Terpidana Mati Iran Bakar Penjara

17 September 2023

Pintu masuk penjara Evin di Teheran, Iran.  MAJID ASGARIPOUR/WANA VIA REUTERS
Para Perempuan Terpidana Mati Iran Bakar Penjara

Perempuan terpidana mati Iran ini memprotes manajemen penjara dengan membakar pakaian mereka.


Tidak Masuk dalam Kesepakatan Tahanan Iran-AS, Penduduk AS yang Dipenjara Mogok Makan

15 Agustus 2023

Seorang anggota staf memindahkan bendera Iran dari panggung setelah foto grup dengan menteri luar negeri dan perwakilan dari AS, Iran, Cina, Rusia, Inggris, Jerman, Prancis dan Uni Eropa selama pembicaraan nuklir Iran di Pusat Internasional Wina di Wina,Austria, 14 Juli 2015. [REUTERS / Carlos Barriaoto]
Tidak Masuk dalam Kesepakatan Tahanan Iran-AS, Penduduk AS yang Dipenjara Mogok Makan

Kesepakatan antara Iran dan AS membebaskan lima tahanan, tetapi tidak termasuk seorang penduduk tetap AS yang ditahan di Iran sejak 2016


Sambut Tahun Baru, Junta Myanmar Bebaskan Lebih dari 3.000 Tahanan

17 April 2023

Pemimpin junta Myanmar Jenderal Senior Min Aung Hlaing, yang menggulingkan pemerintah terpilih dalam kudeta pada 1 Februari, memimpin parade militer pada Hari Angkatan Bersenjata di Naypyitaw, Myanmar, 27 Maret 2021. [REUTERS / Stringer]
Sambut Tahun Baru, Junta Myanmar Bebaskan Lebih dari 3.000 Tahanan

Menurut kelompok aktivitas, sedikitnya 17.460 orang masih ditahan dan 3.240 telah dibunuh oleh junta Myanmar.


Paus Fransiskus Prihatin atas Pemenjaraan Uskup Nikaragua

12 Februari 2023

Paus Fransiskus memimpin doa Angelus dari jendelanya dalam Misa Epifani di Vatikan, 6 Januari 2023. Vatican Media/Handout via REUTERS
Paus Fransiskus Prihatin atas Pemenjaraan Uskup Nikaragua

Paus Fransiskus menyuarakan keprihatinannya atas penahanan Uskup Nikaragua, Rolando Alvarez, yang dijatuhi hukuman lebih dari 26 tahun.


Khamenei Turun Gunung, Iran Berikan Grasi Puluhan Ribu Tahanan

5 Februari 2023

Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei menyampaikan pidato yang disiarkan televisi pada Tahun Baru Iran, di Teheran, Iran 20 Maret 2020. [Situs web resmi Khamenei / Handout via REUTERS]
Khamenei Turun Gunung, Iran Berikan Grasi Puluhan Ribu Tahanan

Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei memberikan grasi kepada puluhan ribu tahanan.


Jelang COP27, Pemenang Hadiah Nobel Tuntut Mesir Bebaskan Tahanan Politik

3 November 2022

Alaa Abdel Fattah. REUTERS/Al Youm Al Saabi Newspaper
Jelang COP27, Pemenang Hadiah Nobel Tuntut Mesir Bebaskan Tahanan Politik

15 pemenang Nobel mengirimkan surat ke PBB, Dewan Eropa, dan beberapa kepala negara seperti Prancis, Inggris, Amerika Serikat, dan Prancis, supaya bersuara di COP27 membebaskan ribuan tahanan politik.