TEMPO.CO, Sidoarjo - Masjid Hibaturrahman atau Islamic Center yang diduga menjadi pusat aktivitas jaringan kelompok pendukung Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di Sidoarjo, Jawa Timur, kembali dibuka. Hal itu terlihat dari spanduk yang terpajang di depan masjid.
Masjid ini ditutup oleh puluhan warga Desa Suwaluh, Kecamatan Balongbendo, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, yang dibantu oleh Satuan Polisi Pamong Praja Balongbendo pada 14 Agustus 2014. (Baca: Warga Segel Masjid Terduga ISIS di Sidoarjo)
Beberapa papan seng dipaku ke batang bambu menutup pagar dan pintu masuk masjid, selain itu beberapa spanduk yang berisi penolakan terhadap jaringan ini dipasang oleh warga saat penyegelan masjid. Police line juga terlihat mengelilingi masjid tersebut karena sudah ditutup secara resmi oleh pemerintahan setempat.
Namun sejak tadi pagi, beberapa spanduk penolakan itu sudah hilang dan diganti dengan spanduk besar yang bertuliskan: "1. Telah diaktifkan kembali pengajian rutin setiap hari Ahad pagi. 2. Panitia mengundang jamaah muslim untuk menghadiri shalat Idul Adha berjamaah di lapangan Islamic center." (Baca:Pengikut ISIS Akan Dibaiat di Sidoarjo)
Ahmad, warga setempat mengatakan melihat spanduk itu sejak tadi pagi, ia juga tidak tahu siapa yang memasang spanduk di masjid yang sudah ditutup itu. Ia heran kenapa masih ada orang yang berani memasang spanduk di tempat itu padahal tempat itu sudah diberi garis polisi dan dilarang masuk bagi siapa pun. "Berani berarti dia," katanya singkat sambil melihat spanduk itu, Kamis, 2 Oktober 2014.
Sumber Tempo, mengatakan diduga spanduk itu sengaja dipasang oleh Achwan Jemain selaku penghuni tunggal sebelum masjid itu disegel. Ia juga menyebutkan bahwa Achwan sudah kembali menghuni masjid itu sejak Ahad, 28 September 2014. (Baca: Banser Tolak Pembaiatan Pengikut ISIS di Sidoarjo)
Pantauan Tempo, sampai berita ini diturunkan hingga pukul 12.51 WIB, belum ada reaksi konkret dari warga setempat terkait dengan adanya spanduk itu dan dibukanya kembali masjid terduga ISIS itu. Warga hanya sesekali berhenti dan membaca isi spanduk itu tanpa banyak berkomentar.
MOHAMMAD SYARRAFAH
Baca juga:
Wabah Ebola, Sejam Serang 5 Orang
Kantor Haji Berasap, Menteri Lukman Diungsikan
Maskapai: Mestinya Avtur Tak Dimonopoli Pertamina
Hamas Ingin Dirikan Negara Islam di Palestina