TEMPO.CO, Jakarta - Komisi Pemberantasan Korupsi memanggil enam pegawai PT Hutama Karya (Persero) dalam kaitan dengan kasus dugaan korupsi proyek pembangunan gedung Pendidikan dan Pelatihan Pelayaran di Sorong, Papua Barat. "Diperiksa sebagai saksi untuk tersangka BRK (Budi Rachmat Kurniawan)," kata Kepala Bagian Pemberitaan dan Informasi KPK Priharsa Nugraha di Jakarta, Kamis, 2 Oktober 2014.
Keenam pegawai perusahaan pelat merah yang dipanggil adalah Ikin Sodikin, Andri Budi Setyawan, Agus Maulana, Zaim Susilo, Tjahjo Purnomo, dan Widi Sadmoko.
Sebelumnya, 11 September lalu, KPK menetapkan mantan Direktur Pengembangan PT Hutama Karya Budi Rachmat Kurniawan sebagai tersangka kasus dugaan korupsi proyek pembangunan gedung Diklat Pelayaran di Sorong. Kerugian negara dalam proyek itu diperkirakan Rp 70 miliar. Dana bersumber dari, antara lain, anggaran Kementerian Perhubungan tahun 2011 sekitar Rp 24,2 miliar. (Baca: Dahlan Pecat Bos Hutama Karya Tersangka Korupsi)
Ketika proyek ini dikerjakan, Budi masih menjabat General Manager Hutama Karya. KPK menetapkan Budi sebagai tersangka setelah melakukan penyelidikan secara intensif sejak pertengahan April lalu. Jauh sebelum itu, KPK menerima pengaduan dari masyarakat mengenai adanya penggelembungan biaya dalam proyek ini. Pada 2012, KPK pernah meminta keterangan Ketua Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat Yasti Soepredjo Mokoagow dalam kaitan dengan penyelidikan kasus ini.
Budi disangka melanggar Pasal 2 ayat 1 atau Pasal 3 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana diubah dengan UU Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi juncto Pasal 55 ayat 1 KUHP. Hukuman maksimal dalam pasal tersebut 20 tahun penjara dan denda Rp 1 miliar.
LINDA TRIANITA
Terpopuler:
FBR Geruduk DPRD Tolak Ahok Jadi Gubernur DKI
Ruhut: Nurhayati dan Max Sopacua Rusak Nama SBY
Perpu Pilkada SBY Dipastikan Mental di DPR
Pimpinan DPR Dikuasai Pro-Prabowo, Puan: Zalim
SBY Pahami Keputusan Walk Out Demokrat
