TEMPO.CO, Jakarta - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DKI Jakarta mulai menggelar rapat paripurna membahas mundurnya Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo. Dalam agenda hari ini, Kamis, 2 Oktober 2014, para politikus Kebon Sirih tersebut akan mendengarkan pidato dari Jokowi. (Baca: Pengunduran Diri Jokowi Bakal Dijegal di DPRD?)
"Kalau melihat peta politik, Koalisi Merah Putih akan membuat gaduh," kata pengamat politik dari Universitas Gadjah Mada, Ari Dwipayana, ketika dihubungi pada Kamis, 2 Oktober 2014. Dari hitung-hitungan matematis, koalisi pendukung Jokowi memang unggul. (Baca: Setya Novanto Cs Jadi Pimpinan DPR, PDIP Kalah 2-0)
Koalisi yang mengusung Jokowi dalam pemilihan presiden tersebut memiliki 49 suara di DPRD. Rinciannya Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) 28 suara, Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) 10 suara, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) 6 suara, dan NasDem 5 suara. (Baca: Pimpinan DPR Dikuasai Pro-Prabowo, Puan: Zalim)
Gabungan partai pengusung Prabowo Subianto memperoleh 47 suara. Partai Gerindra dengan 15 suara, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) 11 suara, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) 10 suara, Golkar 9 suara, dan Partai Amanat Nasional (PAN) 2 suara.
Namun, kalkulasi itu berubah jika melihat manuver Partai Demokrat dalam paket pemilihan pimpinan DPR di Senayan, Kamis dinihari tadi. Fraksi Demokrat bergabung dengan Koalisi Merah Putih dan menduduki kursi wakil ketua DPR. (Baca: Ibas: Kami Sepaham dengan Koalisi Prabowo)
Sedangkan di DPRD DKI Jakarta, Partai Demokrat satu fraksi dengan PAN. Jika perolehan suaranya digabung dan condong ke Koalisi Merah Putih, maka partai pendukung Prabowo mendapat sumbangan 10 kursi, sehingga unggul menjadi 57 suara.
Ari menilai kondisi di DPRD DKI tak beda jauh dengan DPR. Sebab, Koalisi Merah Putih unggul dalam hitungan kursi. Ini tentu berdampak pada pengambilan suara melalui voting. (Baca: Pemilihan Pimpinan DPR Tergesa-gesa, Fahri Hamzah: Demi Jokowi)
Koalisi Jokowi hanya memperoleh 207 dari 560 kursi di DPR. PDIP dengan 109 kursi, Partai NasDem 35 kursi, Partai Kebangkitan Bangsa 47 kursi, dan Partai Hanura 16 kursi. (Baca: Ekonom: SBY-Mega Tegang, Program Jokowi Mandek)
Sementara itu koalisi pendukung Prabowo mendulang 353 kursi. Partai Gerindra yang menjadi pengusung memperoleh 73 kursi, ditambah lima parpol lainnya, yakni Partai Golkar 91 kursi, PAN 49 kursi, PPP 39 kursi, PKS 40 kursi, dan Demokrat 61 kursi. (Baca: Anas Tuding SBY 'Otak' Walkout UU Pilkada)
SYAILENDRA
Topik terhangat:
Koalisi Jokowi-JK | Kabinet Jokowi | Pilkada oleh DPRD
Berita terpopuler lainnya:
Megawati ke Gus Dur: Sampeyan Enak, Saya Pusing
Keluarga Adam Malik Gugat Bank Swiss Bikin Heboh
Berapa Uang Saku Pelantikan Anggota DPR?
Duka Pewaris Naskah 'Genjer-genjer'