TEMPO.CO, Jakarta - Penghargaan yang kurang kepada perajin batik membuat resah Ani Yudhoyono. Ani mengatakan selama ini memang ada kesan bahwa nasib perajin batik dianggap kurang beruntung dibanding pengusaha batik.
"Jadi masalah karena menjadi perajin dianggap kurang bergengsi dibanding pengusahanya," ujar Ani Yudhoyono saat memberikan sambutan dalam peringatan Hari Batik Nasional di Kementerian Perindustrian, Kamis, 2 Oktober 2014.
Ani meminta dicarikan solusi atas masalah tersebut, sehingga regenerasi perajin batik bisa terus berjalan. Meski profesi perajin batik dianggap kurang bergengsi, Ani gembira melihat regenerasi perajin di sentra kerajinan batik, seperti Yogyakarta, Surakarta, Sidoarjo, Madura, dan Cirebon.(Baca: Gelar Batik Nusantara 2013,Inovasi Batik Indonesia)
Salah satu cara untuk mengangkat nasib perajin batik, menurut Ani, yakni membuat masyarakat mau membeli batik. Dia mengatakan mahalnya harga batik sebenarnya relatif. Soalnya, untuk membuat selembar kain batik, perajin membutuhkan proses yang panjang. (Baca :Ani Yudhoyono Kunjungi Pusat Seni Situbondo)
Karena itu, menurut Ani, wajar bahwa harga batik menjadi mahal. "Ada yang bangga jika memakai batik yang murah. Menurut saya, belilah batik dengan harga yang fair, sesuai dengan kemampuan kita," kata Ani.
AMIR TEJO
Berita Terpopuler
Hari Ini, Ahok Wajib ke Korea Selatan Lagi
Lulung: Jual Hewan Kurban di Tanah Abang Sudah Tradisi
Sea World Disegel, Omzet Pedagang Makanan Nol
Pengunduran Diri Jokowi Bakal Dijegal di DPRD?