TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Perekonomian Chairul Tanjung tidak menampik penurunan nilai tukar rupiah karena kondisi politik saat ini. Dikuasainya Dewan Perwakilan Rakyat oleh partai yang berseberangan dengan pemerintah baru (oposisi), kata Chairul, menyulitkan upaya untuk meyakinkan investor.
"Mereka khawatir pemerintah akan kurang efektif dalam melaksanakan programnya," kata Chairul yang akrab disapa CT itu di kantornya, Kamis, 2 Oktober 2014. (Baca juga: Gara-gara UU Pilkada, Pengusaha Percetakan Rugi)
Untuk menekan depresiasi rupiah, CT meminta semua pihak menahan diri serta tidak tergerus isu politik. Selain itu, CT mengimbau investor untuk tidak menjadikan Undang-Undang Pemilihan Kepala Daerah oleh DPRD sebagai alasan untuk menurunkan tingkat kepercayaan investor. "Jangan terburu-buru, apalagi Pak SBY akan mengeluarkan peraturan pengganti undang-undang," ujarnya. (Baca: Perpu Pilkada SBY Dipastikan Mental di DPR)
CT juga yakin melemahnya rupiah disebabkan kebijakan rencana bank sentral Amerika Serikat untuk menaikkan suku bunga. Dalam sesi penutupan Kamis, rupiah menjadi satu-satunya mata uang yang melemah terhadap dolar. Rupiah merosot menjadi Rp 12.162 per dolar Amerika.
JAYADI SUPRIADIN
Berita Terpopuler
FBR Geruduk DPRD Tolak Ahok Jadi Gubernur DKI
Pimpinan DPR Dikuasai Pro-Prabowo, Puan: Zalim
Setya Novanto Cs Jadi Pimpinan DPR, PDIP Kalah 2-0