Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Terungkap, Parit Bawah Tanah di Gletser Antartika  

image-gnews
Pemandangan indah ini terbentuk dari gletser es. Dailymail.co.uk
Pemandangan indah ini terbentuk dari gletser es. Dailymail.co.uk
Iklan

TEMPO.CO, Kansas - Radar untuk penetrasi es menangkap jalan setapak dari bebatuan es bawah tanah, yang sebelumnya tidak diketahui, dan beberapa jalan lain. Jalan-jalan itu berada di bawah bebatuan es raksasa di gletser berwarna kebiruan di Pulau Greenland dan Antartika.

Fitur menganga yang terungkap untuk pertama kalinya itu tergambar secara detail dalam peta tiga dimensi yang sangat rinci. Peta tersebut juga menggambarkan secara detail bebatuan es bawah tanah Jakobshavn Glacier di Greenland dan Byrd Glacier di Antartika. Peta ini dapat membantu peneliti dalam memprediksi bagaimana gletser, lapisan es, dan permukaan laut dapat berubah di masa mendatang.

"Tanpa peta topografi, Anda tak bisa membangun sebuah model lapisan es yang layak," kata pemimpin penelitian, Prasad Gogineni, yang juga Direktur Center for Remote Sensing of Ice Sheets (CReSIS) dari University of Kansas, seperti dikutip Livescience.com, Kamis, 2 Oktober 2014.

Untuk penelitian ini, tim menganalisis data survei CReSIS yang dikumpulkan sepanjang 2006-2011 menggunakan multichannel coherent radar depth sounder/image (MCoRDS/I) . Perangkat milik NASA ini dapat mengirimkan data radar untuk memetakan es bawah tanah. (Baca juga: Berapa Cadangan Air di Bawah Greenland?)

Peneliti mengoperasikan MCoRDS/I ini dengan mengirimkan gelombang radar ke gletser. Sinyal radar tak hanya mencerminkan permukaan es, tapi juga mengirimkan kembali gambar lapisan-lapisan di dalam bebatuan es bawah tanah. Radar ini mengirimkan tampilan keseluruhan dari apa yang ada di lapangan kepada peneliti.

Meski begitu, MCoRDS/I menghadapi tantangan besar saat memetakan bebatuan paling dasar. Kata para peneliti, es hangat yang menyelimuti bagian tersebut dapat melemahkan gelombang radar. Untuk mengatasi ini, mereka menggunakan alat radar yang memiliki antena array besar, serta mengandalkan cutting edge signal dan teknik image processing untuk membuat membuat peta bebatuan es bawah tanah. "Untungnya kami memiliki teknologi tepat untuk memetakan tempat tersebut," ujar Gogineni.

Setelah menganalisis data yang masuk menggunakan sebuah program komputer, para peneliti lalu menciptakan peta tiga dimensi komprehensif tentang keadaan medan bawah gletser Jakobshavn dan Byrd. Menariknya, ternyata para ahli gletser menginginkan peta rinci Jakobshavn Glacier ini selama bertahun-tahun. Sebab, menurut peneliti, gletser ini merupakan gletser yang pergerakannya paling cepat di dunia. Ia dapat menguras sekitar 7,5 persen dari lapisan es Greenland tiap tahunnya. Byrd Glacier, yang juga bergerak lebih cepat dari rata-rata gletser di dunia, sebelumnya sudah dipetakan pada 1970-an.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dari penelitian itu para peneliti dapat menjawab kenapa keduanya mampu bergerak cepat. Terdapat parit sepanjang 3,1 kilometer di bawah permukaan laut yang membuat mereka dapat menggerus es dengan cepat.

Dengan peta yang baru dan keberadaan parit ini, para peneliti merevisi kedalaman batuan dasar. Alasannya, peneliti menemukan bebatuan tua sepanjang 0,8 kilometer di beberapa daerah. 

Teknologi masa depan, seperti wahana nirawak, dapat membantu menciptakan peta bebatuan dasar di bawah gletser yang lebih rinci. "Meningkatkan model lapisan es berarti perlu resolusi yang lebih jauh," ucap Gogineni. "Untuk itu kita perlu memberangkatkan kendaraan tak berawak yang kecil untuk itu." Studi ini dipublikasikan dalam Journal of Glasiologi edisi September.

AMRI MAHBUB

Berita Terpopuler:
TKI Wanita Jadi Korban Pelecehan Polisi Malaysia
Wanita Muslim Dianiaya di Kereta Australia
Mesir Penjarakan 68 Pendukung Mursi

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


JK: Inovasi Itu Bermakna Kalau Bisa Dikomersialkan

28 Agustus 2019

Wakil Presiden RI Jusuf Kalla menghadiri peringatan Hari Konstitusi yang digear di gedung DPR/MPR Senayan, Jakarta, Minggu, 18 Agustus 2019.(dok MPR RI)
JK: Inovasi Itu Bermakna Kalau Bisa Dikomersialkan

JK mengatakan Indonesia masih memiliki banyak sektor yang berpotensi untuk terus dikembangkan.


Kaleidoskop 2017 Sains: Penemuan Baru dan Produk Digital Terhebat

28 Desember 2017

Pencapaian Sains Sepanjang 2016
Kaleidoskop 2017 Sains: Penemuan Baru dan Produk Digital Terhebat

Penemuan baru sains tahun ini, dari katak yang menyala di kegelapan hingga pembuktian teori Einstein.


Jokowi Ajak Bisnis Startup Indonesia Buat Inovasi Lokal

28 September 2017

Jokowi Jamin Akan Lindungi KPK
Jokowi Ajak Bisnis Startup Indonesia Buat Inovasi Lokal

Jokowi menghadiri acara yang digelar oleh Bubu.com sebagai wujud kepedulian terhadap bisnis startup digital di Indonesia.


Penemuan Patung Kepala Dongkrak Potensi Wisata Umbul Tirtomulyo di Klaten

19 September 2017

Pemandangan matahari terbenam di perairan Labuan Bajo, 1 Mei 2017. Labuan Bajo disebut sebagai salah satu dari 10 destinasi pariwisata prioritas yang ditetapkan oleh pemerintah melalui Kementerian Pariwisata. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Penemuan Patung Kepala Dongkrak Potensi Wisata Umbul Tirtomulyo di Klaten

Penemuan Patung Kepala Dongkrak Potensi Wisata Umbul Tirtomulyo di Klaten


Mahasiswa UI Bikin Pengganti Minyak Ikan dari Limbah Ampas Tahu

15 Agustus 2017

Ilustrasi suplemen minyak ikan. taylorhooton.org
Mahasiswa UI Bikin Pengganti Minyak Ikan dari Limbah Ampas Tahu

Lima mahasiswa Universitas Indonesia (UI), Depok, mengembangkan Aspergyomega, suplemen pengganti minyak ikan, dari limbah ampas tahu dan onggok.


Mahasiswa Temukan Alakantuk, Alat Untuk Mengurangi Kecelakaan

26 Juni 2017

Dua petugas Direktorat Lalulintas akan menderek mobil Mercedes Benz yang menabrak mobil Innova di jalan Merdeka Barat, Jakarta, (12/8). Kecelakaan terjadi akibat supir mengantuk. TEMPO/Aditia Noviansyah
Mahasiswa Temukan Alakantuk, Alat Untuk Mengurangi Kecelakaan

Tiga mahasiswa jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Brawijaya, Malang, menemukan alat untuk meminimalisasi kecelakaan di jalan raya.


Mahasiswa Unair Bikin Alat Penurun Kadar Logam Berat pada Kerang

19 Juni 2017

Nelayan menunjukkan tangki penampungan yang berisi hasil tangkapan ikan di sekitar kawasan Teluk Jakarta di pemukiman nelayan Muara Angke, Jakarta, 19 April 2016. Menurut Ahok, kerang ikan di sekitar Muara Angke memiliki kandungan logam berat. TEMPO/Subekti.
Mahasiswa Unair Bikin Alat Penurun Kadar Logam Berat pada Kerang

Lima mahasiswa Universitas Airlangga di Surabaya menemukan inovasi untuk menurunkan kandungan logam berat pada kerang agar aman dikonsumsi.


Mahasiswa UNAIR Temu Pembasmi Bakteri Toilet dari Daun Sirih

6 Juni 2017

Ilustrasi toilet umum. shutterstock.com
Mahasiswa UNAIR Temu Pembasmi Bakteri Toilet dari Daun Sirih

Mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Airlangga (Unair) Surabaya membuat pembasmi bakteri toilet dari ekstrak daun sirih.


Bantu Wilayah Gempa, Unsyiah Ciptakan Pengolah Air Tenaga Surya  

29 Maret 2017

Ilustrasi air bersih. sndimg.com
Bantu Wilayah Gempa, Unsyiah Ciptakan Pengolah Air Tenaga Surya  

Alat pengolah air tenaga surya buatan Unsyiah ini mengandalkan tiga penyaring.


Potensi Luar Biasa Lampu LED yang Layak Anda Ketahui

7 Maret 2017

Instalasi sistem pencahayaan terbaru berbasis LED (Light Emitting Diode) di Monas yang diselanggarakan PT.Philips Indonesia dengan tajuk
Potensi Luar Biasa Lampu LED yang Layak Anda Ketahui

Revolusi kota cerdas memperluas penggunaan lampu jalan LED. Kalangan bisnis dapat memanfaatkannya .