TEMPO.CO, Hong Kong - Tak adanya respons dari pemerintah Cina membuat pendemo pro-demokrasi Hong Kong semakin meningkatkan aksinya. Pada Kamis pagi, 2 Oktober 2014, waktu setempat, ribuan pendemo berkumpul di luar kantor pemerintahan Hong Kong, menuntut pemimpin mereka saat ini Leung Chun-ying mundur dari jabatannya.
“Kami sedang berusaha mengepung kompleks pemerintahan dan menunggu Leung kembali bekerja pada esok hari,” kata salah satu pengunjuk rasa, Thomas Choi, kepada AFP, yang kemudian dikutip Channel News Asia. “Kami ingin berbicara tatap muka dengannya,” tambahnya lagi. (Baca: 6 Perilaku Demonstran Hong Kong yang Patut Ditiru)
Ketegangan semakin meningkat setelah aksi demonstrasi ini berlangsung damai sejak akhir pekan lalu. Puluhan ribu pendemo yang dimotori oleh mahasiswa kesal karena Beijing tak juga memberikan respons atas tuntutan mereka. Hingga pada Rabu malam, salah satu pemimpin mahasiswa mengancam akan meningkatkan aksinya, jika Leung tidak mengundurkan diri segera. (Baca: Pendemo Hong Kong Beri Cina Batas Waktu)
“Kami mempertimbangkan untuk melakukan tindakan yang berbeda dalam beberapa hari ke depan, termasuk menduduki kantor-kantor pemerintahan,” ujar Agnez Chow, aktivis mahasiswa yang tergabung dalam gerakan Scholarism. (Baca: Pemuda 17 Tahun Jadi Penggerak Demo Hong Kong)
Situasi Hong Kong memanas sejak pekan lalu setelah puluhan ribu massa turun ke jalan. Mereka menuntut pemerintah Cina untuk memberikan demokrasi penuh di Hong Kong untuk memilih pemimpin Hong Kong secara langsung. (Baca: Tuntut Demokrasi, 80 Ribu Pendemo Penuhi Hong Kong)
Baca Juga:
ANINGTIAS JATMIKA | CHANNEL NEWS ASIA
Terpopuler
TKI Wanita Jadi Korban Pelecehan Polisi Malaysia
Diduga Stres, 3 Tentara Israel Bunuh Diri
Mesir Penjarakan 68 Pendukung Mursi