TEMPO.CO, Jakarta - Polisi menangkap 15 demonstran yang terlibat dalam bentrokan dengan aparat di gedung DPRD Jakarta, Jumat, 3 Oktober 2014. Para pengunjuk rasa yang terdiri atas Front Pembela Islam (FPI), Gerakan Pembela Umat Rasulullah, dan Laskar Pembela Islam menolak Basuki Tjahaja Purnama menjadi Gubernur DKI Jakarta menggantikan Joko Widodo.
Bentrokan terjadi karena massa mencoba merangsek masuk ke dalam gedung DPRD Jakarta. Mereka juga melempari polisi dengan batu. Polisi kemudian menyeprotkan gas air mata ke arah massa yang ada di Jalan Kebon Sirih. Dari situ, ulah para demonstran semakin brutal. Mereka melempar botol kaca sampai kotoran kuda dan kerbau yang dimasukkan ke dalam kantong plastik hitam.
Polisi kemudian mengerahkan anggotanya untuk memukul mundur demonstran ke arah Tugu Tani. Beberapa pengunjuk rasa masih mencoba melakukan perlawanan. Rupanya, para demonstran berbelok ke arah Jalan Medan Merdeka Selatan. Mereka mencoba masuk lewat pintu depan Balai Kota.
Di situ, polisi kembali menghadang. Bentrok pun terulang. Para pengunjuk rasa rupanya masih membawa beberapa kantong plastik berisi kotoran kerbau. Mereka melempari polisi yang berjaga. Polisi akhirnya mengerahkan sebuah barakuda dan mobil meriam air untuk memukul mundur pendemo.
Ratusan orang itu didesak ke arah Tugu Tani sampai membubarkan diri. Selama demonstrasi berlangsung, Ahok tidak berada di kantornya. Dia bertolak ke Korea Selatan untuk menghadiri penutupan Asian Games ke-16 di Incheon. Sedangkan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo sedang di Solo.
SYAILENDRA
Topik terhangat:
Koalisi Jokowi-JK | Kabinet Jokowi | Pilkada oleh DPRD
Berita terpopuler lainnya:
Tim Transisi Jokowi: Peluang Koalisi Tertutup
Anulir UU Pilkada, SBY Teken Perpu
Chairul Tanjung: Tak Ada Anggaran untuk Lapindo
Dahlan Iskan Pernah Diancam Anaknya