TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Adian Napitupulu, memiliki kesan tersendiri setelah menjalani dua hari sebagai legislator di Senayan. "Pertama, gue belum mampu menyesuaikan diri dengan kerapian di sini," kata Adian saat dihubungi, Kamis, 2 Oktober 2014. (Baca: Formasi Pimpinan DPR Mengecewakan Investor)
Adian merasa sedikit aneh saat mengenakan jas untuk menghadiri berbagai acara, termasuk rapat. Dia juga tak nyaman memakai wewangian. Dia merasa lebih nyaman menjadi diri sendiri: mengenakan jaket kulit.
"Selama ini, gue pakai jas hanya saat pelantikan dan pernikahan gue," katanya.
Kedua, Adian kaget karena pada saat rapat paripurna hanya beberapa mikrofon yang menyala. "Kemarin, semua mikrofon itu mati lho. Gue sampai ngecek satu-satu mic-nya," kata Adian. (Baca: DPR Dikuasai Koalisi Prabowo, Indeks Saham Lesu)
Saat itu, menurut Adian, hanya mikrofon pimpinan sidang yang menyala. Karena itu, sebagai anggota yang ingin menyatakan interupsi di rapat parpurna, Adian harus mengecek mikrofon mana saja yang menyala agar bisa bicara.
Adian menduga pengeras suara itu dimatikan lantaran para anggota Dewan yang meneriakkan interupsi terlalu berisik. "Bukannya diam, malah para anggota DPR jadi maju ke depan dan semakin heboh," kata Adian. (Baca: ICW: Pemberantasan Korupsi di DPR akan Sulit )
Terakhir, mantan aktivis Forum Kota ini mengomentari soal makanan. Menurut Adian, bagi anggota DPR, santapan seakan-akan tidak pernah habis. Setiap kali rapat, legislator mendapat makanan, sehingga akumulasinya sangat melimpah.
Padahal, saat menjadi aktivis pada zaman reformasi dulu, Adian mengatakan, dia sempat kelaparan karena harus berpindah-pindah tempat menginap. "Intinya sih, secara psikologis, gue belum menyesuaikan," kata pria yang merasa lebih nyambung saat berdiskusi dengan wong cilik dibanding penggede itu.
MITRA TARIGAN
Berita terpopuler:
Kronologi Pemilihan Pimpinan DPR yang Tergesa-gesa
Chairul Tanjung: Tak Ada Anggaran untuk Lapindo
Anas Tuding SBY 'Otak' Walk-out UU Pilkada