TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat transportasi Azas Tigor Nainggolan memuji keberadaan bus Transjabodetabek yang diluncurkan Dirjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan pada Kamis lalu, 2 Oktober 2014.
"Keberadaan bus ini menjawab kebutuhan warga atas angkutan perbatasan," ujar Tigor, Jumat, 3 Oktober 2014. (Baca: Jokowi Diminta Ikut Atasi Masalah Penyangga Jakarta)
Menurut Tigor, kebutuhan warga atas angkutan perbatasan tidaklah kecil. Alasannya, banyak warga perbatasan yang bekerja di Jakarta sehingga moda transportasi ke arah Jakarta adalah hal yang murni dibutuhkan.
Selain memuji keberadaan bus tersebut, Tigor juga memuji trayek bus itu. Menurut Tigor, trayek bus tersebut, yaitu Ciputat-Ir Juanda-Pondok Indah-Radio Dalam-RS Pertamina- CSW-Blok M sudah tepat karena dari perbatasan ke pusat kegiatan di Jakarta. "Tidak seperti monorel yang rutenya muter-muter di dalam Jakarta aja. Itu, mah, enggak tepat," ujar Tigor. (Baca: Tangerang Siapkan Bus Pengumpan ke Jakarta)
Menurut Tigor, kendaraan perbatasan ke kota seperti Transjabodetabek perlu diperbanyak. Tujuannya, kata Tigor, agar orang mulai beralih ke transportasi umum dibanding kendaraan pribadi.
"Tapi kendaraan ini tak bisa berdiri sendiri. Perlu didukung dengan langkah lain seperti integrasi ke transportasi umum dan pembatasan parkir kendaraan pribadi. Kalau tidak sepaket, mubazir," kata Tigor.
Berdasarkan pengamatan Tempo kemarin, moda transportasi ini justru belum diminati. Alasannya, kendaraan ini masih sepi penumpang. Namun, beberapa penumpang yang mencoba bus ini mengaku cukup puas dengan layanan Transjabodetabek ini.
"Dengan bus Transjabodetabek saya bisa langsung naik Transjakarta, enggak perlu turun naik shelter lagi," ujar salah satu warga asal Ciputat, Rustiandi, 37 tahun.
ISTMAN MP
Berita Terpopuler
Diboikot DPR, 4 Kekuatan Besar Dukung Jokowi
Pemilihan Pimpinan DPR Tergesa-gesa, Fahri Hamzah: Demi Jokowi
Pimpinan DPR Dikuasai Pro-Prabowo, Puan: Zalim