TEMPO.CO, Hong Kong - Pejabat pemerintah akhirnya memutuskan untuk menutup kantor-kantor pemerintahan di Hong Kong menyusul lebih dari 3.000 pendemo yang mulai mengerubungi lokasi tersebut. Penutupan ini dilakukan sejak tadi pagi, diikuti oleh usaha pembubaran massa yang telah berdemo selama enam hari.
"Sebagian besar jalan menuju kantor pemerintah pusat telah diblokir oleh pendemo. Pihak administrasi memutuskan untuk menutup sementara gedung-gedung itu," kata salah satu pejabat dalam sebuah pernyataan, seperti dilaporkan Financial Times, Jumat, 3 Oktober 2014. (Baca:Sedikit Warga Cina yang Tahu Soal Demo Hong Kong)
Pemblokiran ini terjadi sejak kemarin sore bersamaan dengan pernyataan Kepala Eksekutif Hong Kong Leung Chun-ying yang menolak untuk mengundurkan diri. "Saya tidak akan mengundurkan diri," kata Leung, yang disambut dengan sorakan para pendemo.
Selama pemblokiran berlangsung, sempat terjadi bentrok antara pendemo dengan pihak berwenang saat dua truk yang membawa pasukan polisi keluar dari kantor Leung. Namun, kericuhan ini tidak berlangsung lama dan pendemo berhasil ditenangkan. (Baca:Media Cina Blak-Blakan Dukung Pemimpin Hong Kong)
Pasukan polisi membentuk barikade di depan kantor Leung, pusat para pendemo berkumpul. Dari hasil tangkapan foto sejumlah wartawan, polisi beberapa kali menggunakan gas air mata dan peluru karet untuk membubarkan pendemo yang rusuh. Beberapa pemimpin demo mengklaim akan terus meningkatkan "pasukan" untuk memblokir gedung-gedung pemerintahan lainnya sampai Leung mengundurkan diri.
RINDU P. HESTYA | FINANCIAL TIMES
Baca Juga:
Berita Lain:
Menghilang 12 Tahun, Gadis AS Ditemukan di Meksiko
Amandemen UU Ancam Kemerdekaan Pers Australia
Demo Memanas, Pemimpin Hong Kong Ogah Mundur