TEMPO.CO , Jakarta:Pernikahan identik dengan cincin, bunga dan gaun pengantin yang menawan. Pernikahan bahkan disimbolkan berupa cincin pasangan dan rangkaian bunga. (Baca: Cincin Pernikahan Angelina Jolie Dinilai Murah)
Dilansir Amerikanki, Jumat 3 Oktober 2014 berikut beberapa tradisi pernikahan dan asal muasalnya.
1. Buket pernikahan
Pengantin selalu membawa rangkaian bunga saat melangka menuju altar. Pada abad pertengahan, pasangan pengantin tidak memakai bunga, mereka memegang rangkaian bawang putih yang dipercaya memiliki kemampuan untuk mengawetkan pernikahan. Namun seiring perkembangan zaman. Pengantin kini memakai rangkaian bunga yang lebih harum ketimbang bawang putih.
2. Menabur beras
Bukan hanya negara Timur saja yang memiliki tradisi menabur dan mandi beras. Beberapa negara percaya bahwa beras merupakan lambang kesuburan. Sehingga mandi beras saat menikah akan meningkatkan kesuburan kedua pasangan.
3. Kue pengantin
Dulu pengantin menggunakan roti pengantin bukan kue. Pengantin pria akan memotong dan mengambil sebongkah roti lalu digigit, sisanya akan dimakan oleh pengantin perempuan. Bekas makan pengantin akan diperebutkan oleh tetamu yang datang. Makna dari tradisi ini, pasangan pengantin diharapkan bisa saling berbagi. Namun, saat ini roti tidak lagi dipakai dan diganti dengan kue tar.
4. Bulan madu
Dulu pengantin masih sangat tertutup. Pengantin pria bahkan malu membawa pergi pasangannya. Pasangan baru akan diledek oleh orang-orang sekitar. Karena itu, pengantin pria akan menculik pasangannya pergi dan menghilang untuk beberapa waktu. Namun, seiring perkembangannya, pengantin kini mulai bebas bahkan memilih sendiri tempat yang ingin dikunjungi bersama pasangannya.
5. Cincin
Pada abad ke-12 Paus memutuskan bahwa pernikahan yang digelar di gereja ada baiknya memakai simbol. Maka dipilihlah cincin sebagai simbol ikatan pernikahan. Namun pada waktu itu, cincin yang digunakan adalah cincin biasa dan tidak berharga sama sekali. Baru pada abad ke-20 sebuah kampanye dari perusahaan berlian De Beers yang provokatif yang mengatakan 'A Diamond is Forever', sejak saat itu cincin berlian disimbolkan sebagai simbol pernikahan. (Baca: Ini Menu Hidangan di Pernikahan Keponakan Prabowo)
6. Iring-iringan pengantin
Pada awal abad ke-20, setelah pernikahan pasangan akan kembali pulang ke rumah untuk beristirahat. Namun, teman-teman mereka kembali datang membuat keributan sebagai sorakan untuk sang pengantin. Mereka tidak akan pergi sebelum pengantin baru memberi mereka makan dan melakukan konvoi. Tradisi ini disebut Shivaree, tradisi asal Prancis yang dinamakan Charivari dengan pengertian pria harus membayar protes anak-anak lokal karena telah menikahi gadis yang ada di daerahnya.
RINA ATMASARI | AMERIKANKI
Terpopuler
Abdul Latief Bangga Mal-nya Dikunjungi Jokowi
Metode Patch Adams Akan Diterapkan di RSJ Lawang
Bermasalah dengan Ibu? Hati-hati jika Punya Bayi
7 Fakta Victoria Beckham yang Tak Diketahui Publik
Tika Bisono: Hari Batik Sekarang Kurang Gereget
Astari Rasyid Dukung Batik Indonesia