TEMPO.CO, Surabaya - Panglima TNI Jenderal Moeldoko mengancam bawahannya yang mengomentari hasil investigasi tim gabungan TNI dan Polri terkait dengan kasus perkelahian yang melibatkan anggota TNI dan polisi. "Kalau ada anak buah saya yang nakal, kalau dipidana, ya, dipidana. Dikenai sanksi, yaa, sanksi. Yang lain jangan macem-macem mengomentari," kata Moeldoko di Komando Armada RI Wilayah Timur, Surabaya, Sabtu, 4 Oktober 2014.
Sebab, menurut Moeldoko, jika ada pihak yang berkomentar selain dirinya dan Kapolri Jenderal Sutarman, dikhawatirkan akan mempengaruhi hasil investigasi yang sedang berlangsung. Ditakutkan pula, akan membuat informasi menjadi simpang siur dan membingungkan masyarakat.
"Nanti setelah tanggal 7 Oktober, setelah acara HUT TNI, saya akan umumkan bersama dengan Kapolri," ujarnya.
Kasus penembakan yang dilakukan polisi terhadap anggota TNI berawal saat Direktorat Kriminal Khusus beserta Detasemen Gegana Brigade Mobil Polisi Kepulauan Riau menggerebek gudang penimbunan solar milik N di Perumahan Cipta Asri, Batam, 21 September lalu. Polisi menyita sejumlah barang bukti dan memboyong sejumlah saksi. (Lihat: Polisi Batam Tembak Empat Tentara)
Namun, saat hendak meninggalkan perumahan itu, tim yang mengendarai satu mobil dan sepeda motor dihadang sekelompok orang berpakaian preman. Mereka merusak mobil tim dan mengeroyok polisi yang mengendarai sepeda motor. Polisi berusaha membubarkan penghadang dengan menembak satu kali ke arah jalan. Beruntung, tembakan tersebut berhasil melepaskan polisi dari hadangan. Anggota Ditkrimsus pun kembali ke kantor polisi Barelang, sedangkan anggota Brimob pulang ke markas.
Ternyata massa penghadang mengejar tim ke markas Brimob. Di markas, mereka menghajar anggota Brimob yang sedang berjaga. Maka bentrok pun berlanjut. Polisi menangkap satu orang di antaranya. Saat pemeriksaan, diketahui orang tersebut anggota Batalion 134 TNI AD.
EDWIN FAJERIAL
Berita Lain:
FPI dan FBR Menolak Ahok?
Siapa Yulian, Kader PDIP yang Cium Ceu Popong
24 Tahun Mencuri, Pria Ini Hidup Kaya Raya
Silikon Copot, Malinda Dee Wajib Tidur Tengkurap
Kisah Buya Hamka dan KH Idham Khalid Berbagi Imam