TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Direktur Sea World Yongki E. Salim mengatakan masalah perpanjangan kerja sama dengan Ancol memberikan banyak dampak pada kinerja Sea World. Salah satunya dalam hal kreativitas. (Baca: Sea World Ditutup, Ancol Akan Ikut Rugi)
"Akibat masalah perjanjian kerja sama ini, fokus kami jadi lebih banyak ke sana dibanding mengembangkan kreativitas kami dalam hal menghibur pengunjung," ujar Yongki saat ditemui Tempo, Sabtu, 4 Oktober 2014.
Yongki mengatakan fokus mereka teralihkan dalam dua tahun terakhir. Alhasil, dalam dua tahun terakhir itu, kata Yongki, nyaris tak ada hal yang benar-benar baru untuk pengunjung.
"Paling yang baru hanya ikan hiu Hammerhead yang hadir tahun lalu. Itu pun perencanaannya sudah dari tahun-tahun sebelumnya," ujar presdir kelima Sea World itu.
Yongki berharap masalah dengan Ancol dapat segera usai. Menurut dia, persoalan dengan Ancol ini tidaklah rumit untuk diselesaikan selama ada kesepahaman satu sama lain. "Dengan begitu, kami bisa mulai fokus mengembangkan Sea World lagi. Saya punya banyak rencana untuk Sea World," katanya.
Sebagaimana diketahui, tengah terjadi sengketa kontrak perpanjangan kerja sama antara PT Sea World Indonesia dan PT Pembangunan Jaya Ancol. (Baca: Perjanjian Sea World dengan Ancol 22 Tahun Lalu.) Di antara keduanya tak ada kesepahaman terkait dengan bagaimana kerja sama seharusnya dilanjutkan. Hal ini berujung pada ditutupnya akses ke Sea World meski pegawai-pegawainya tetap bekerja seperti biasa.
ISTMAN M.P.
Terpopuler
Kenapa FPI dan FBR Menolak Ahok?
24 Tahun Mencuri, Pria Ini Hidup Kaya Raya
FPI Janji Kembali Geruduk DPRD DKI
Tak Ada Lagi Kupon Daging Kurban di Istiqlal
Ricuh Unjuk Rasa, 21 Anggota FPI Tersangka