TEMPO.CO, Malang - Perilaku masyarakat Kota Malang membuang sampah ke sungai terus meningkat. Setiap hari, mereka membuang sampah dari atas jembatan saat melintas, sehingga tumpukan sampah menggunung, terutama saat musim kemarau seperti saat ini.
Potret masyarakat Malang membuang sampah tersebut terekam jelas saat mahasiswa pencinta alam Universitas Widya Gama, Malang, yakni Wigapala, menyusuri Sungai Bango, anak Sungai Brantas. "Banyak warga membuang sampah dari atas jembatan," kata pengurus Wigapala, Umbu Johan, Ahad, 5 Oktober 2014. (Baca juga: Aktivis Lingkungan Teliti Kondisi Sungai Brantas)
Sebanyak 12 mahasiswa menumpang dua perahu karet menyusuri sungai sepanjang 12 meter. Menurut Umbu, saat memasuki kawasan permukiman di Kota Malang, mereka memantau masyarakat membuang sampah domestik, seperti sampah makanan, plastik, dan popok.
Apalagi permukiman yang berada di bantaran sungai sangat padat, sehingga menimbulkan masalah lingkungan. Untuk mengkampanyekan agar masyarakat tak membuang sampah ke sungai, mereka memasang dua spanduk bertulis "Terima kasih tak membuang sampah ke sungai" di jembatan Sulfat dan jembatan Bunulrejo.
Anggota Dewan Daerah Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Jawa Timur, Purnawan D. Negara, menuturkan sepanjang aliran Sungai Brantas tercemar limbah. Sekitar 80 persen di antaranya limbah domestik rumah tangga, selebihnya limbah industri, rumah sakit, hotel, dan restoran.
"Setelah masuk Mojokerto-Surabaya, limbah industri mencapai 50 persen, selebihnya limbah domestik," kata Purnawan, yang juga pakar hukum Universitas Widya Gama, Malang.
EKO WIDIANTO
Berita lain:
Adian: Anggota DPR Terima Rp 90 Juta per Bulan
Kenali Enam Tanda Wanita yang Butuh Seks
Saham yang Layak Dibeli Jelang Pelantikan Jokowi