TEMPO.CO, Palembang - Asap yang masih menyelimuti hampir seluruh sudut Kota Palembang menjadi pergunjingan masyarakat di media sosial. Warga sekitar sudah hampir sebulan harus bersahabat dengan asap.
Warga Palembang, Gustina, mengeluhkan asap tersebut di media sosial Facebook. “Sudah lebih dua minggu ini setiap pagi disuguhi asap pekat, tetapi setiap melintas berangkat ke kantor tidak ada yangg mau rela berkorban membagi-bagikan masker,” tulis Gustina, Senin pagi, 6 Oktober 2014. (Baca juga: Di Palembang, Salat Id Diganggu Kabut Asap)
Asap di Palembang bersumber dari pembakaran lahan dan hutan di Ogan Komering Ilir, Ogan Ilir, Musi Banyuasin, Banyuasin, dan tempat lainnya. Asap tersebut mampir ke Bandara Sultan Mahmud Badarudin II, jalan protokol, pasar-pasar tradisional, dan permukiman warga.
Keluhan Gustina disambut rekan-rekannya yang tinggal di luar Palembang. Mereka mengajak Gustina sejenak meninggalkan Palembang guna menikmati udara yang lebih segar seperti di desa-desa di Jawa dan di Bandar Lampung. “Pindah bu ke Lampung saja. Enggak ada asap-asap tempat kita bu,” kata seorang teman Gustina dengan akun Anggun.