TEMPO.CO, Washington D.C. - Sebuah filamen raksasa berbahan material tenaga surya diidentifikasi menjulur sepanjang matahari sejauh 1 juta mil. Kabut filamen itu melekat lantaran gaya magnet yang kuat dari matahari.
“Meskipun terkenal tidak stabil, benda antariksa yang seperti benang itu dapat bertahan berhari-hari, bahkan berminggu-minggu,” ujar seorang pejabat NASA dalam sebuah pernyataan seperti dikutip Sciencedaily.com akhir pekan lalu.
NASA Solar Dynamics Observatory (SDO) yang memperhatikan matahari selama 24 jam nonstop, mengamati filamen raksasa ini selama beberapa hari saat melingkari bintang terbesar dalam tata surya itu. Jika direntangkan, filamen tersebut akan mencapai ukuran matahari. Artinya, 100 kali lebih besar dari ukuran Bumi.
SDO pun mengabadikan gambar filamen dari berbagai sudut. Masing-masing gambar mewakili kondisi wilayah dan temperatur berbeda di matahari. Dengan melihat setiap fitur cahaya dalam panjang gelobang dan suhu yang berbeda, ilmuwan dapat mempelajari lebih lanjut tentang struktur yang membentuk matahari. Selain itu, juga dapat menganalisis letusan raksasa yang sesekali muntah ke luar angkasa.
Warna kombinasi kecokelatan diproduksi filamen dengan memadukan dua panjang gelombang cahaya ultraviolet ekstrem, yaitu gelombang 193 dan 335 Angstrom. Kombinasi warna merah pada filamen dihasilkan oleh gelombang 304 Angstrom. Simak berita tekno lainnya di sini.
AMRI MAHBUB
Berita lain
Cara Dokter Mendiagnosa Ebola
Apple Health Butuh Aplikasi Lain
Kano Berusia 600 Tahun Ditemukan di Selandia Baru
iPad Generasi Baru Segera Meluncur
Robot Bawah Air Pendeteksi Penyelundupan