TEMPO.CO, Surabaya - Panglima Tentara Nasional Indonesia Jenderal Moeldoko tidak mau menjawab dengan detail saat ditanya soal alasan penunjukan Dato Sri Tahir sebagai Penasihat Bidang Kesejahteraan Prajurit TNI.
Saat Tempo menanyakan hal itu, Moeldoko malah menyuruh Kepala Pusat Penerangan TNI Mayor Jenderal Fuad Basya menjawabnya. "Pertanyaanmu gampang. Kapuspen saja yang mengatasi," kata Moeldoko, Senin, 6 Oktober 2014. (Baca: Dua Apache Meriahkan HUT TNI)
Fuad mengatakan, sebagai pejabat setingkat menteri, Moeldoko berhak menunjuk orang di luar TNI sebagai penasihat. "Dalam rangka menyukseskan tugas pokok Panglima yang dianggap penting, dapat bantuan," kata Fuad.
Sebagai pejabat negara, kata Fuad, Panglima tidak boleh pasrah dengan kenyataan bahwa anggaran pengadaan rumah prajurit terbatas. Panglima mencari terobosan dan tidak bergantung pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Fuad mencatat, setidaknya ada 250 ribu prajurit yang tidak mempunyai rumah. "Kalau normatif sesuai kebijakan, pengadaan rumah prajurit bisa selesai 25-30 tahun lagi," kata Fuad. (Baca: Moeldoko: TNI Patriot, Netral dalam Politik)
Sebagai salah satu pengusaha besar di Indonesia, Fuad melanjutkan, Tahir diharapkan memberi masukan. Kenyataannya, kata Fuad, Tahir malah menghimpun dana dari orang sukses untuk membangunkan rumah prajurit di seluruh Indonesia. "Duit itu untuk membangun rumah dinas. Bukan pribadi."
Fuad mengatakan tidak ada imbal balik bagi Tahir. "Apa mau dikasih duit? Wong, dia sudah punya banyak," kata Fuad. Kalau toh diminta membekingi Tahir terhadap masalah hukum dan politik, kata Fuad, TNI tidak memiliki kapasitas tersebut. "Tak ada kata-kata membekingi. Dia sudah kuat, kok." (Baca: Anggaran HUT TNI Rp 20 Miliar )
Menurut Fuad, sebagai pengusaha sukses, Tahir merasa berutang budi kepada TNI. CEO Mayapada itu merasa tidak bisa seberuntung saat ini andai kondisi keamanan tak kondusif. "Tapi kok kehidupan prajurit kekurangan. Saya ingin membantu," kata Fuad menirukan Tahir.
Anggota Komisi Pertahanan Dewan Perwakilan Rakyat dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera, Mardani Ali Sera, khawatir pengangkatan Tahir dan Peter Sondakh sebagai penasihat militer akan mempengaruhi profesionalitas TNI. "Saya khawatir dua orang ini membawa konsekuensi yang tidak perlu."
MUHAMMAD MUHYIDDIN | TRI SUSANTO SETIAWAN
Berita lain:
Kenali Enam Tanda Wanita yang Butuh Seks
Habib Selon Ogah Komentari Aksi FPI
Koalisi Prabowo Diklaim Dukung Perpu Pilkada
Kasus Batam, Moeldoko: Jangan Asal Komentar