TEMPO.CO, Jakarta - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DKI Jakarta meminta PT Pembangunan Jaya Ancol dan PT Sea World Indonesia segera menyelesaikan sengketa mereka. Pasalnya, bila konflik itu berlarut-larut, rakyat yang akan menjadi korban. (Baca: DPRD Larang Sea World Jual Tiket Online)
"Saham Ancol itu punya pemerintah DKI Jakarta. Itu duit rakyat," kata Muhammad Taufik, Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, saat dihubungi Tempo, Senin, 6 Oktober 2014. (Baca: Sea World Disegel Gara-gara Masalah Kontrak dan Ancol Kembali Buka Sea World, Asal... )
Politikus Partai Gerakan Indonesia Raya itu meminta Ancol dan Sea World membuka diri untuk bernegosiasi. Dalam pekan ini, DPRD akan memanggil perwakilan kedua pihak untuk menerangkan duduk persoalannya. (Baca: Disegel, Sea World Layani Pengembalian Tiket dan Ahok Akui Perintahkan Tutup Sea World)
Sengketa antara Ancol dan Sea World bermula dari berakhirnya kontrak pengelolaan wahana rekreasi itu pada Juni lalu. Sea World mengklaim punya hak opsi untuk memperpanjang masa kontrak hingga 2034. Namun Ancol meminta aset dan fasilitas Sea World harus diserahkan lebih dulu sebelum perjanjian baru dibuat. (Lihat: Disegel, Sea World Kehilangan Ribuan Pengunjung)
Taufik mengaku heran masalah tersebut bisa menjadi sedemikian rumit. Menurut Taufik, seluruh ketentuan kerja sama telah tertuang dalam perjanjian build, operate, and transfer (BOT)yang disepakati kedua pihak 20 tahun lalu. "Isi aturannya sama, kok penafsirannya bisa beda? Ini yang jadi masalah."(Baca pula: Sea World Ditutup, Ancol Akan Ikut Rugi dan Sengketa Sea World, Pengunjung Jadi Korban)
Sementara itu, Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi melihat kesalahan ada pada pihak Sea World. Menurut Prasetyo, dalam perjanjian, kerja sama Ancol dan Sea World jelas telah berakhir pada Juni lalu. (Simak juga: Jaya Ancol Bakal Pindahkan Ikan Sea World)
Sea World, kata Prasetyo, seharusnya menyerahkan semua aset dan fasilitas sarana rekreasi itu pada Ancol sesuai dengan ketentuan di dalam pasal 8 perjanjian BOT. "Tapi namanya juga pengusaha. Mereka melihat potensi keuntungan saja," ujar Prasetyo. (Baca: Sea World Disegel, Omzet Pedagang Makanan Nol)
MOYANG KASIH DEWIMERDEKA
Berita lain:
Jokowi: Tak Ada Jatah Menteri Koalisi Merah Putih
Adian Napitupulu Yakin Dana Kampanye Balik Modal
Ricuh Unjuk Rasa, 21 Anggota FPI Tersangka
Kenali Enam Tanda Wanita yang Butuh Seks
Adian: Anggota DPR Terima Rp 90 Juta per Bulan