TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Perdagangan berniat merevisi target ekspor 2014 sebesar 3-5 persen. "Tapi semuanya masih kami hitung," kata Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi kepada Tempo, Senin, 6 Oktober 2014. (Baca: Ekspor Minyak Mentah Indonesia Lesu)
Lutfi mengatakan revisi tersebut akan disampaikan sebelum masa jabatannya berakhir pada 20 Oktober 2014. Sebelumnya, target ekspor tahun 2014 yang dipatok pemerintah mencapai US$ 190 miliar. Angka ini tumbuh 4,1 persen dari realisasi ekspor 2013 yang mencapai US$ 182,57 miliar. (Baca: Nilai Ekspor Juli 2014 Melorot 8 Persen)
Pemangkasan target ekspor, kata Lutfi, disebabkan oleh turunnya harga dua komoditas ekspor utama yakni minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) dan batu bara. Menurut Lutfi, harga CPO pada Januari 2014 hingga saat ini menurun 21 persen, dari US$ 920 menjadi US$ 726 per metrik ton. Begitu juga harga batu bara yang menurut Lutfi, turun 7 persen dalam dua bulan terakhir.
Batu bara dan minyak sawit hingga kini menjadi komoditas primadona ekspor Indonesia. Pada Januari-Agustus 2014, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekspor bahan bakar mineral termasuk batu bara mencapai US$ 14,49 miliar. Sedangkan ekspor minyak nabati yang didominasi CPO mencapai US$ 13.77 miliar. Angka tersebut masing-masing menyumbang 12,23 persen dan 11,17 persen dari total nilai ekspor Januari-Agusus 2014, senilai US$ 117,42 miliar. (Baca juga: Neraca Perdagangan Juni Defisit US$ 305,1 Juta)
Meski berniat merevisi target ekspor, Lutfi masih optimistis nilai ekspor pada 2015 akan meningkat. Hal ini terjadi karena ada sektor industri yang bisa menyumbang ekspor lebih besar seperti kendaraan bermotor.
PINGIT ARIA
Berita Terpopuler
Unjuk Rasa Berakhir Ricuh, FPI Salahkan Ahok
Koalisi Prabowo Diklaim Dukung Perpu Pilkada
Ini Profil Nurhayati Calon Ketua MPR dari Demokrat