TEMPO.CO, Bangkalan - Sudah hampir sepekan warga Dusun Bawah Gunung, Desa Pandebeh Bawah, Kecamatan Kamal, Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, tidak bebas menggembalakan sapinya di kebun. Bukan karena sedang marak pencurian hewan, tetapi lantaran desa mereka menjadi tempat turunnya para penerjun payung Tentara Nasional Indonesia yang merayakan ulang tahun ke-69 di Dermaga Ujung, Surabaya, hari ini, Selasa, 7 Oktober 2014.
Menurut warga, hewan ternak mereka terganggu oleh aksi para penerjun payung tersebut. "Sapi-sapi ketakutan melihat para penerjun itu turun di lokasi penggembalaan," kata Anwar, warga Desa Pandebeh Bawah, Selasa, 7 Oktober 2014. (Baca berita lainnya: Dilewati Atraksi TNI, Nelayan Kenjeran Biasa Saja)
Menurut Anwar, saat kemarau, sudah menjadi kebiasaan warga menggembalakan sapi di kebun karena sulit mencari pakan. "Kalau digembala, sapi cari makan sendiri. Tapi, karena ada penerjun payung, kami tidak bisa menggembala sapi," ujarnya.
Meski menggangu sapi warga, kata Anwar, kehadiran penerjun payung menjadi hiburan tersendiri bagi warga sekitar. Warga ramai-ramai menyaksikan para penerjun payung itu turun tidak jauh dari rumah mereka. "Saya baru tahu, ternyata berat banget latihan anggota TNI itu," katanya.
Pendaratan para penerjun di tengah ladang, kata Anwar, tidak merusak tanaman. Sebab, saat musim kemarau, mayoritas warga Pandebeh berhenti bertani akibat sulit mendapatkan air. "Kami di sini kalau kemarau tidak bertani, jadi lahan sedang kosong," katanya. (Baca juga: Jelang Lengser, SBY Beri Wejangan untuk TNI)
MUSTHOFA BISRI
Terpopuler
Ada Udang di Balik Perpu SBY dan Koalisi Prabowo
Terima PPP, Koalisi Jokowi Siapkan Kursi Wakil MPR
Gerindra Kritik Oesman Sapta Odang, Calon Ketua MPR
SBY dan Suara Prajurit TNI yang Bikin Ikan Gemetar