TEMPO.CO, Pamekasan - Dinas Pendidikan Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, mendesak polisi mengusut kasus pembunuhan yang menimpa Febri, siswa Sekolah Menengah Kejuruan 1 Pagantenan. Febri tewas setelah ditikam dengan pisau pada dada bagian kiri oleh segerombolan preman saat pulang sekolah, Senin, 6 Oktober 2014.
"Silakan polisi memproses hukum. Apalagi kejadiannya di luar jam sekolah," kata Kepala Dinas Pendidikan Pamekasan Yusuf Suhartono, Selasa, 7 Oktober 2014. (Baca berita lainnya: Terdakwa Pembunuh Siswa SMA 6 Dipenjara 7 Tahun)
Jika di antara para pelaku pembunuhan itu terdapat siswa lainnya, Yusuf tetap meminta polisi tak segan menangkap karena tindakan tersebut masuk kategori kriminal murni. "Kami juga akan menyelidiki, kenapa kejadian ini bisa sampai terjadi," ujarnya.
Menurut Yusuf, meski penikaman pada Febri terjadi di luar jam sekolah, Dinas Pendidikan tetap memiliki kewajiban moral untuk menyelidiki musababnya. Ke depan, Yusuf meminta pihak sekolah makin meningkatkan pengawasan terhadap anak didik, terutama saat pulang sekolah.
Kepala Sub-Bagian Hubungan Masyarakat Kepolisian Resor Pamekasan Ajun Komisaris Siti Maryatun mengatakan pihaknya telah mengantongi identitas para penganiaya Febri. "Para pelaku masih dalam pengejaran," katanya. (Baca juga: Ini Dakwaan Pembunuhan Raafi)
Baca Juga:
Nasib nahas yang menimpa Febri terjadi Senin siang. Dalam perjalanan menuju rumah sepulang sekolah, Febri dicegat beberapa preman. Febri lantas dikeroyok dan ditikam dengan pisau. Febri sempat dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah Slamet Martidirjo Pamekasan, tapi nyawanya tidak tertolong. Polisi masih menyelidiki motif pembunuhan itu.
MUSTHOFA BISRI