TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat perpajakan dari Center for Indonesia Taxation Analysis (CITA) Jakarta, Yustinus Prastowo, menilai target besaran pajak dari pemerintah dalam APBN 2015 sangat ambisius. “Bukannya mustahil, tapi banyak hal yang harus dibenahi untuk mencapai target tersebut,” ujar dia kepada Tempo, Senin, 6 Oktober 2014.
Pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat sebelumnya menetapkan target penerimaan pajak 2015 sebesar Rp 1.380 triliun, lebih tinggi ketimbang target tahun ini yang sebesar Rp 1.072 triliun. Kenaikan target pajak tersebut akan didorong melalui penyempurnaan peraturan perundang-undangan, ekstensifikasi dan intensifikasi perpajakan, serta penyesuaian kebijakan di bidang bea masuk, bea keluar, dan pajak penghasilan (PPh). (Baca: Target Jokowi: Jumlah Pembayar Pajak 2 Kali Lipat)
Menurut Yustinus, salah satu hal yang harus diperhatikan untuk mencapai target tersebut adalah ketersediaan dana. Jika ada kenaikan anggaran, penarikan pajak bisa lebih ditingkatkan. Selain itu, pengembangan teknologi, sistem yang terintegrasi, dan ketersediaan data yang lengkap antar-instansi juga menjadi unsur yang tidak boleh dilupakan. “Kalau semua itu bisa dicapai, bisa saja tercapai,” katanya. (Baca juga: Jokowi Masih Rahasiakan Calon Menteri Keuangan).
Direktur Jenderal Pajak Fuad Rahmani menyatakan target tersebut masih terhitung realistis. “Tergantung capaian tahun ini, semakin maksimal bisa jadi dasar untuk dimaksimalkan tahun depan,” ujarnya. Hingga 26 September kemarin, realisasi pajak yang diterima oleh negara mencapai Rp 683 triliun atau baru 64 persen dari target yang sebesar Rp 1.072 triliun. Capaian ini, menurut Fuad, masih lebih tinggi ketimbang realisasi periode serupa pada 2013.
AMOS SIMANUNGKALIT | GUSTIDHA BUDIARTIE
Berita Terpopuler
Unjuk Rasa Berakhir Ricuh, FPI Salahkan Ahok
Koalisi Prabowo Diklaim Dukung Perpu Pilkada
Ini Profil Nurhayati Calon Ketua MPR dari Demokrat