TEMPO.CO, Jakarta - Polisi Australia menyelidiki dugaan prostitusi transgender yang dilakukan oleh warga negara Indonesia korban pembunuhan, Mayang Prasetyo. Seperti dikutip dari Australian.com.au, menurut polisi, Mayang diduga adalah perempuan penghibur papan atas yang mengiklankan dirinya melalui Internet. Namun, hal itu baru sebatas dugaan dan belum berhasil dikonfirmasi. (Baca: WNI Korban Pembunuhan di Australia Transgender)
Mayang Prasetyo, 27 tahun, tewas dibunuh oleh kekasihnya, Marcus Peter Volke, 28 tahun, warga negara Australia. Mayang dimutilasi oleh pria yang menjadi tunangannya sejak Agustus lalu. Keduanya diketahui bekerja sebagai juru masak di kapal pesiar dan tengah menikmati liburan di rumah mereka di Brisbane.
Mengutip laporan harian The Courier Mail, Senin, 6 Oktober 2014, jasad korban ditemukan polisi pada Sabtu, 4 Oktober 2014. Penemuan ini didasari pada laporan warga yang mengeluhkan bau busuk dari apartemen yang ditempati Volke bersama Mayang.
Sejumlah surat kabar di Australia menyatakan bahwa korban adalah transgender. Ia sempat bekerja di kabaret Le Femme Garcon, di Melbourne, Australia.
Dari akun Facebook korban, Mayang dikenal sebagai sosok yang ceria. Ucapan duka cita dari kawan-kawannya, membanjiri akun Facebook Mayang. "I will Miss u my lol sister! Love always Ur big sister Stefania," kata Stefania Harmer, di akun Facebook Mayang.
Di akun tersebut, Mayang rajin mengunggah foto-foto dirinya dengan pakaian seksi. Dia juga mengaku beberapa kali menjalani bedah plastik di Bangkok, Thailand.
Adapun Volke, dalam akun Facebooknya rajin mengunggah berita yang menentang kekerasan terhadap perempuan. Volke dikenal pula sebagai aktivis penyayang binatang dan aktif dalam berbagai diskusi di Internet.
COURIR MAIL | AUSTRALIAN.COM.AU | DEWI RINA
Berita Terpopuler
Lawan Kubu Prabowo, Mega-Jokowi Bisa Kalah 5-0
Ada Udang di Balik Perpu SBY dan Koalisi Prabowo
Dari Harvard, Karen Mau Bantu Jokowi
Ahok Ingin Bubarkan FPI
Mobil Ringsek, Hotman Bingung Tagih Ganti Rugi