TEMPO.CO, Jakarta - Keluarga telah membawa jenazah Sulaiman Tanudjaja--pria yang lompat di Menara BCA--pada Selasa malam, 7 Oktober 2014. Keluarga tidak mengizinkan jenazah Sulaiman diotopsi. "Kami hargai keputusan keluarganya yang menolak memberikan keterangan dan otopsi," ujar Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Jakarta Pusat Ajun Komisaris Besar Tatan Dirsan Atmaja saat dihubungi Tempo, Rabu, 8 Oktober 2014.
Menurut Tatan, semalam keluarga Sulaiman mendatangi rumah sakit terlebih dahulu, kemudian meminta surat izin kepolisian untuk menjemput jenazah. Rencananya jenazah akan langsung disemayamkan di rumah duka, Jalan F Blok K Nomor 11, RT 09 RW 010, Kelurahan Penjagalan, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara.
Sulaiman, 45 tahun, tewas setelah melompat dari lantai 56 Menara BCA, tepatnya di lounge resto Skye. Berdasarkan keterangan saksi dan rekaman kamera di resto tersebut, Sulaiman tiba di resto dengan ketinggian 230 meter itu pukul 13.00 WIB. Ia datang sendiri menggunakan mobil Pajero. (Lihat: Pria Loncat dari Menara BCA, Apa Penyebabnya?)
Lelaki kelahiran Medan, 27 Desember 1968 ini memilih tempat duduk di bagian terbuka resto atau di lounge. Di sana, ia memesan minuman tanpa alkohol. "Selang satu jam, ia jalan ke pinggir. Pelayan sempat mengingatkan tapi dia tetap begitu," ujar Tatan. Beberapa detik sebelum lompat, Sulaiman tampak menerima telepon. Lalu, ia mematikan teleponnya dan memasukkan ponsel ke dalam saku.
Tatan mengungkapkan Sulaiman lompat dalam keadaan tubuh menghadap ke bagian dalam resto. "Jadi posisinya terbalik, bukan menghadap bawah gedung," katanya.
Meski keluarga enggan memberikan kesaksian, polisi tetap mendalami motif bunuh diri ini. Tim akan mengecek catatan terakhir telepon dan pesan dalam ponsel korban. (Lihat: Kasus Bunuh Diri di Menara BCA, Keluarga Histeris)
PUTRI ADITYOWATI
Berita lain:
Koalisi Jokowi Sukses Rayu DPD, Siapa Dalangnya?
PPP: PKS Tak Mau Mengalah Soal Wakil Ketua MPR
Incar Kursi Pimpinan MPR, PPP Membelot ke Koalisi Jokowi