TEMPO.CO, Jakarta - Suasana yang berbeda tampak di antara kedua kubu dalam kontes pemilihan ketua MPR yang baru. Koalisi Prabowo Subianto yang mengusung Ketua Partai Amanat Nasional sebagai ketua MPR di dalam paket B, tampak bersuka ria setelah jagoannya terpilih. (Baca: Zulkifli Ketua MPR, Ada Teriakan: Terimakasih PPP)
Keceriaan tak tampak di koalisi Joko Widodo yang mendukung paket A, dengan jagoannya Oesman Sapta Odang. Mereka hanya diam dan tetap duduk di bangku masing-masing. Ketua PDI Perjuangan Puan Maharani yang duduk di kursi paling depan, sesekali berdiri menyalami anggota DPR yang menghampirinya.
Zulkifli akhirnya terpilih menjadi Ketua MPR periode 2014-2014 setelah melalui proses pemungutan suara di gedung Nusantara I, Senayan, Jakarta, pada 7-8 Oktober 2014. Zulkifli menang dengan 347 suara, sedangkan Oesman Sapta Odang dengan 330. (Baca: Setelah Molor Dua Jam, MPR Gelar Rapat Rahasia)
Kemenangan koalisi Prabowo ini menjadi yang kelima setelah gagal terpilih menjadi presiden. Kekalahan koalisi Jokowi sebelumnya sudah tampak dari pengesahan mekanisme voting untuk memilih paket pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat.
Aturan tersebut dimuat dalam Undang-Undang MPR, DPR, DPD, dan DPRD (MD3). Kemudian disusul soal pengesahan Undang-Undang Pemilihan Kepala Daerah melalui DPRD hingga dominasi koalisi Prabowo dalam pertarungan perebutan pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat.
ODELIA SINAGA
Berita Terpopuler:
JK Bantah Mega Tidak Mau Bertemu SBY
Investor Tunggu Sikap Politik Megawati
Rupiah Jeblok bila Koalisi Prabowo Kuasai MPR
Soal Pilkada DPRD, Gubernur PDIP Ini Lapor PBB