TEMPO.CO, Jakarta - Presiden terpilih Joko Widodo punya cara untuk menggenjot perdagangan luar negeri, sekaligus menyaingi produk-produk yang dihasilkan negara maju. Caranya, kata Jokowi, dengan mengubah paradigma tugas seluruh duta besar yang ditempatkan di luar negeri. (Baca juga: Defisit Ekspor-Impor Diramalkan Meningkat)
Menurut Jokowi, nantinya duta besar tidak hanya mengurusi hubungan politik. Jokowi menuturkan 80-90 persen diplomasi harus menyentuh faktor ekonomi dan perdagangan internasional. Dengan kata lain, "Duta besar harus mengusahakan agar barang asal Indonesia bisa masuk," ujar Jokowi di JIExpo, Kemayoran, Rabu, 8 Oktober 2014.
Jokowi menjelaskan, jika pasar untuk produk buatan dalam negeri berkembang, target pertumbuhan ekonomi bisa tercapai. Jokowi menargetkan pertumbuhan ekonomi dalam tiga tahun ke depan bisa mencapai 7 persen, "Caranya termasuk dengan menurunkan defisit neraca perdagangan." (Baca: (Baca: Agustus, RI Alami Defisit Perdagangan Keempat)
Jokowi yakin produk asal Indonesia memiliki potensi untuk laku di luar negeri. Masalahnya, tutur Jokowi, bagaimana mempromosikan barang tersebut sehingga pengusaha lokal punya pasar yang lebih luas. "Barang dalam negeri berkualitas dan siap ekspansi," ujarnya.
Ditemui di Hotel Borobudur, Jakarta, Selasa, 7 Oktober 2014, Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi mengatakan pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla akan menghadapi tantangan berat di sektor perdagangan. (Baca: Agustus, RI Alami Defisit Perdagangan Keempat)
Menurut Bayu, target ekspor diturunkan dari proyeksi normal 4-4,5 persen menjadi skema pesimistis 2,5-3 persen. Pengurangan target ekspor, ujar Bayu, menjadi kesempatan bagi Jokowi-Kalla untuk melihat kondisi perekonomian yang realistis. "Kami memberikan ruang pada kabinet baru untuk menilai ulang. Tidak berpura-pura, tidak menutup-nutupi, bahwa kondisinya memang berat," tuturnya.
SYAILENDRA
Berita Terpopuler
Koalisi Jokowi Sukses Rayu DPD, Siapa Dalangnya?
Kasus Bunuh Diri di Menara BCA, Keluarga Histeris
Pria Loncat dari Menara BCA, Apa Penyebabnya?