TEMPO.CO, Surakarta - Pasokan listrik di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta saat ini sangat terbatas, bahkan sudah melewati batas minimal pasokan aman. General Manager PT PLN Distribusi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta, Djoko R. Abumanan, mengatakan batas minimal pasokan yang aman adalah 30 persen dari total daya yang tersedia.
"Jika diibaratkan mobil, ada ban serepnya dan belum digunakan. Kondisi sekarang, kita sudah pakai ban serep," kata Djoko saat ditemui di kantor PLN Area Surakarta, Rabu, 8 Oktober 2014. (Baca:Krisis Listrik, Dahlan Semprot Bos PLN Kalimantan )
Dengan kondisi demikian, Djoko menilai kondisi pasokan listrik sudah sangat terbatas. "Jika ada sedikit gangguan di pembangkit, terpaksa ada pemadaman bergilir."
Djoko mengakui saat ini pasokan listrik dari pembangkit belum normal seperti biasanya. Apalagi, rencana membuat pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) di Batang masih mendapat tentangan dari warga sekitar. "Sebenarnya, PLTU Batang direncanakan bisa menyumbang 500 megawatt. Cukup besar untuk memenuhi pasokan listrik," katanya. (Baca:Pemerintah Baru Butuh Pembangkit 43 Ribu MW )
Tak ingin menunggu selesainya pembangunan PLTU di Batang yang tidak jelas, PLN berupaya mengamankan pasokan listrik dengan membenahi pembangkit dan gardu induk.
Juru bicara PLN Area Surakarta, Soeharmanto, mengatakan, secara umum, pasokan listrik di Surakarta masih aman. Asalkan tidak ada gangguan di pembangkit, idak akan ada pemadaman listrik. "Tapi, kalau ada gangguan, terpaksa ada pemadaman. Karena pasokannya memang terbatas," ucapnya. (Baca:Gunung Kidul Siapkan Produksi Listrik Tenaga Angin)
UKKY PRIMARTANTYO
Terpopuler:
Kasus Bunuh Diri di Menara BCA, Keluarga Histeris
Pria Loncat dari Menara BCA, Apa Penyebabnya?
Zulkifli Hasan, Ketua MPR Periode 2014-2019
Lompat dari Menara BCA, Tubuh Pria Ini Berceceran
Incar Kursi Pimpinan MPR, PPP Membelot ke Koalisi Jokowi