TEMPO.CO, Jakarta - Dana Moneter Internasional (IMF) memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global untuk ketiga kalinya pada 2014. IMF juga mengingatkan soal perlambatan pertumbuhan di negara-negara zona euro, Jepang, dan negara-negara berkembang besar, seperti Brasil. (Baca juga: ASEAN Paling Siap dalam Liberalisasi Ekonomi )
Dalam laporan bertajuk “World Economic Outlook”, lembaga donor yang berkantor di Washington ini memangkas proyeksi pertumbuhan global menjadi 3,3 persen pada 2014 dan 3,8 persen pada 2015. Dalam laporan yang dirilis pada Juli 2014, IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi global 3,4 persen tahun ini dan 4 persen tahun depan.
IMF tercatat telah sembilan kali memangkas proyeksi pertumbuhan global dalam tiga tahun terakhir. Proyeksi ini, menurut Kepala Ekonom IMF Olivier Blanchard, didasarkan pada seberapa cepat negara-negara kaya akan mampu melepaskan diri dari jerat utang dan tingkat pengangguran yang tinggi selama krisis finansial global pada 2007-2009. (Baca: IMF Ingatkan Ancaman Pengetatan Likuiditas )
Untuk menggenjot pertumbuhan, IMF mendorong negara-negara untuk melakukan reformasi struktural, termasuk meningkatkan kebijakan pasar tenaga kerja, memerangi penghindaran pajak, dan meningkatkan anggaran belanja. Hal ini perlu dilakukan guna menghindari risiko stagnasi ekonomi. Proyeksi IMF yang cukup suram membuat para pengambil kebijakan ekonomi negara-negara maju berkumpul di Washington.
Dalam laporannya, IMF juga menurunkan proyeksi pertumbuhan pada tiga negara besar di Uni Eropa, yakni Jerman, Prancis, dan Italia. Ekonomi Jerman tahun depan diproyeksikan menjadi 1,4 persen pada 2014 dan 1,5 persen tahun depan. Begitu pula dengan ekonomi Prancis menjadi 0,4 persen (2014) dan 1 persen (2015). Sedangkan ekonomi Italia diproyeksikan menjadi -0,2 persen (2014) dan 0,8 persen. IMF mengingatkan negara-negara maju untuk mempertahankan stimulus moneter.
IMF juga menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi untuk Jepang dan Brasil menjadi masing-masing 0,9 persen (2014) dan 0,8 persen (2015). Menurut Blanchard, potensi pertumbuhan ekonomi negara berkembang hanya 1,5 persen lebih rendah daripada prediksinya pada 2011. (Baca: IMF: Perbaikan Iklim Investasi Kunci Pertumbuhan Tahun Depan).
SETIAWAN ADIWIJAYA | REUTERS
Berita Terpopuler
Koalisi Jokowi Sukses Rayu DPD, Siapa Dalangnya?
Kasus Bunuh Diri di Menara BCA, Keluarga Histeris
Pria Loncat dari Menara BCA, Apa Penyebabnya?