TEMPO.CO, Jakarta:Persatuan Bulu tangkis Seluruh Indonesia saat ini tengah mempersiapkan pemain-pemain bulu tangkis tunggal putra maupun putri juara dunia masa depan. Program pelatihan secara khusus sudah mulai diterapkan pada pebulu tangkis usia muda.
Ketua Bidang Pembindaan dan Prestasi Pengurus Pusat PBSI Rexy Mainaky mengatakan saat ini sudah ada bibit-bibit pemain bulu tangkis yang bagus di nomor tunggal putra dan putri. "Saya tidak kawatir dengan prestasi bulu tangkis Indonesia, kami sudah menyiapkan generasi ketiga," ujar Rexy, Senin lalu, 6 Oktober 2014.(Baca: Bulu Tangkis Cabang Tersukses di Asian Games)
Pada nomor tunggal putra, Rexy menyebutkan beberapa nama pebulu tangkis muda seperti Jonatan Christie, Ihsan Maulana Mustofa, Anthony Sinisuka Ginting. Sedangkan, di nomor tunggal putri terdapat pebulu tangkis muda seperti Hanna Ramadhini, Gregoria Mariska.
Rexy menjelaskan bahwa untuk menciptakan juara dunia bulu tangkis tidaklah mudah dan membutuhkan waktu yang cukup panjang. Mempersiapkan atlet bulu tangkis muda, menurutnya juga memerlukan penanganan yang ektra. "Tidak hanya berlatih teknik tetapi juga perlu ada kompinasi dengan sains sport," ujar peraih emas Olimpiade Atlanta 1996 ini.
Mantan pemain bulu tangkis yang sebelumnya menangani tim bulu tangkis Malaysia ini mengatakan bahwa sistem pelatihan untuk atlet bulu tangkis saat ini tidak bisa lagi hanya meniru sistem pelatihan yang didapatkannya saat menjadi atlet. "Sekarang harus ada faktor sains untuk membuat mereka (pemain bulu tangkis) siap menghasilkan prestasi lima tahun dari sekarang," ujarnya.
Penanganan terhadap atlet bulu tangkis harus secara jeli dipersiapkan fisiknya. Rexy mencontohkan bahwa perlu diperhatikan segi pertumbuhan fisik pemain, misalnya tinggi badannya dari 160 sentimeter diusahakan bisa menjadi 170 sentimeter, penyesuaian otot-otot tubuh untuk pemain tunggal dan pemain ganda. Pemain tunggal memerlukan otot yang memiliki kemampuan speed dan endurance, sedangkan untuk pemain ganda yang dibutuhkan adalah otot yang kekuatan pada speed dan power.
Untuk mempersiapkan pebulu tangkis yang bisa menjadi juara dunia, menurut Rexy, harus ada dipersiapkan dan dikombinasi menjadi satu. Program pelatihan tidak bisa hanya didominasi oleh teknik saja. "Teknik terus dilatih tiap hari tanpa dukungan dengan fisik tidak bisa," ujarnya.
Selain melatih teknik dan menguatkan fisik, pemain bulu tangkis juga memerlukan jam terbang dan sparing patner yang bagus untuk mengasah kemampuannya dalam bertanding. Untuk mendapatkan pengalama bertanding bagi atlet bulu tangkis muda, Rexy merencanakan para pemain muda itu bisa bermain di super liga bulu tangkis Indonesia atau di Malaysia.
Apabila semua program pelatihan berjalan dengan bagus, Rexy optimistis atlet bulu tangkis Indonesia akan tetap mampu bersaing di kancang dunia. "Tahun 2020, kita bisa sapu bersih medali emas Olimpiade," dia berharap.
RINA WIDIASTUTI
Berita Lain
Kekuatan Tiga Lawan Timnas U-19 di Piala Asia
Ini Jadwal dan Skuad Timnas U-19 di Piala Asia
Persebaya Gagal Menang karena Gaji Telat?
Gol Falcao dan Nasihat Van Gaal