TEMPO.CO, Pamekasan - Pemerintah Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, akan membubarkan ajang balapan liar yang digelar di depan Pendapa Ronggosukowati setiap akhir pekan. Langkah ini diambil menyusul tewasnya Febri, siswa SMKN 1 Pagantenan, pada Senin lalu karena dianiaya preman. Polisi menduga Febri dibunuh karena masalah balapan.
"Kami akan menempatkan polisi pamong praja di beberapa lokasi yang sering dijadikan ajang balapan liar," kata Sekretaris Daerah Pamekasan Alwi Beiq, Kamis, 9 Oktober 2014. (Baca berita sebelumnya: Siswa di Pamekasan Tewas Ditikam Preman)
Selain polisi pamong praja, Alwi melanjutkan, dirinya juga akan meminta peran serta tokoh dan organisasi masyarakat untuk ikut mencegah balapan liar. "Kami akan sosialisasi ke sekolah-sekolah tentang bahaya balapan liar karena mayoritas pelakunya adalah pelajar," ujarnya.
Selain di depan pendapa kabupaten, balapan liar juga sering digelar di Jalan Trunojoyo dan Jalan Jokotole. Muhammad, warga Jalan Jokotole, mendukung penertiban balapan liar tersebut karena sangat mengganggu pengguna jalan. "Dulu jalanan sepi baru balapan. Tapi sekarang, walaupun jalanan lagi ramai, mereka tetap saja balapan," ujarnya.
Aparat Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Pamekasan menangkap dua pemuda yang diduga terlibat pembunuhan terhadap Febri. Salah satunya Ainur, 20 tahun. Dia ditangkap di rumahnya di Desa Talango, Kecamatan Proppo. "Pelaku utama penikaman pada Febri masih buron, tapi identitasnya telah kami ketahui," kata Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Polres Pamekasan Ajun Komisaris Siti Maryatun. (Baca juga: Kasus Pengeroyokan Anak hingga Tewas Berakhir Damai)
Baca Juga:
Berdasarkan penyelidikan polisi, pelaku penikaman terhadap Febri berjumlah enam orang, empat di antaranya masih buron. Pembunuhan Febri diduga dilatarbelakangi masalah balapan liar. "Tapi, seperti apa masalahnya, masih kami dalami," katanya lagi.
Sebelumnya, Febri diserang segerombolan orang saat pulang sekolah. Tak hanya dipukuli, Febri juga ditikam pisau pada bagian dada. Febri sempat dilarikan ke Rumah Sakit Umum Slamet Martodirjo, Pamekasan, tapi nyawanya tidak tertolong.
MUSTHOFA BISRI
Baca juga:
Nazaruddin: Ibas Terima Duit Korupsi Wisma Atlet
Bintang Film Bollywood Naik Haji
Ketua MPR Mangkir, Jokowi Tetap Bisa Dilantik
Jokowi: Nama Menteri Hampir Final