TEMPO.CO, Jakarta - Staf PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) Wilayah Sumatera Selatan, Jambi, dan Bengkulu punya inovasi unik. Mereka membuat meteran listrik yang bisa mengurangi kebiasaan buruk pelanggan: terlambat membayar tagihan. (Baca: Meteran Listrik Rusak, Denda PLN Rp 6 Juta )
Meteran bernam Reguler Smart (ReSa) ini dipamerkan dalam perhelatan Knowledge, Norm Discussion Forum, Innovation Contest, Festival, and Exhibition di kantor pusat PLN di Jakarta Selatan. Menurut salah satu inovator ReSa, Mohammad Khozain, alat ini bisa memutus sambungan pelanggan yang menunggak pembayaran secara otomatis. "Real-time saat tenggat berakhir," katanya kepada Tempo. (Baca juga: Cara Baru Hasilkan Oksigen dari Sinar Ultraviolet )
Ide untuk membuat ReSa muncul saat para inovator melihat banyaknya pelanggan yang menunggak pembayaran. Di Palembang, kata Khozain, nilai tunggakan setiap bulan bisa mencapai Rp 60 miliar. Petugas pun kerap terlibat konflik dengan penunggak saat hendak memutus sambungan listrik sebagai sanksi. (Baca juga: Baterai Lithium UNS Siap Dipasarkan)
Padahal, kata Khozain, sosialisasi pembayaran tagihan listrik selalu dilakukan pada tanggal 1-20 setiap bulan dengan diumumkan melalui koran dan radio, bahkan telepon ke masing-masing pelanggan. Namun masih banyak pelanggan yang cuek dan enggan membayar tagihan sesuai dengan waktunya.
Nantinya, jika ReSa sudah dipasang secara menyeluruh, dia yakin pelanggan yang nakal bakal lebih sadar akan kewajibannya. "Karena, jika listrik sudah diputus otomatis, pelanggan mesti membayar denda dan mendapatkan kode aktivasi untuk memperoleh layanan kembali." (Baca juga: Dosen UNS Ciptakan Busa Ramah Lingkungan)
ReSa berukuran sama dengan meteran listrik pascabayar biasa. Bedanya, di badan ReSa ada tombol dan panel angka untuk memasukkan kode aktivasi. Ada juga layar kecil untuk menampilkan notifikasi yang menandai rekening yang masih tertunggak. Khozain mengatakan, jika ide ini diterima oleh direksi PLN, besar kemungkinan ReSa akan ditingkatkan kualitasnya dan diproduksi secara massal. Untuk membuat alat ini, Khozain dan beberapa rekannya menggunakan dana pribadi. "Tapi nanti diganti," ujarnya, enggan menyebut nilai investasi yang telah dibelanjakan.
PRIO HARI KRISTANTO
Berita Terpopuler
Koalisi Prabowo Siap Ajukan Veto untuk 100 Posisi
Tiga Taktik Koalisi Prabowo Rebut Pimpinan MPR
Pacar Mayang Ternyata Juga Pekerja Seks