Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Lubang Hitam P13 Rakus Melahap Bintang  

image-gnews
Black hole. Foto: sciencedaily.com
Black hole. Foto: sciencedaily.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Para astronom mendapati sebuah lubang hitam yang rakus. Obyek jagat raya itu dideteksi mengkonsumsi gas yang ada di sekitarnya sepuluh kali lebih cepat daripada yang diperkirakan. Lubang hitam yang dilabeli P13 itu terletak di pinggiran galaksi NGC7793, sekitar 12 juta tahun cahaya dari Bumi. Jumlah gas yang dimakan P13 jika dikonversikan setara dengan 100 miliar hotdog per menit. 

Roberto Soria, astronom dari International Centre for Radio Astronomy Research (ICRAR) di Perth, Australia, mengatakan, saat gas bergerak ke arah lubang hitam, obyek itu menjadi sangat panas dan terang-benderang. Menurut dia, ilmuwan awalnya mendeteksi P13 karena lebih terang ketimbang lubang hitam lain. Awalnya hal itu diduga terjadi akibat ukurannya yang besar. 

Para ahli sempat berasumsi, P13 jauh lebih besar daripada lubang hitam yang ada di galaksi Bima Sakti. Ketika Soria dan koleganya dari University of Strasbourg mengukur massa P13, ternyata ukurannya termasuk kecil meski jutaan kali lebih terang daripada matahari. (Baca juga: NASA Temukan 10 Lubang Hitam Raksasa)

"Tidak ada batas ketat seperti yang kami duga sebelumnya. Lubang hitam bisa mengkonsumsi gas lebih banyak dan memproduksi cahaya kian terang," kata Soria seperti tertulis di laman ICRAR, Kamis, 9 Oktober 2014.

Lubang hitam adalah bintang-bintang mati yang memiliki tarikan gravitasi luar biasa kuat, sehingga cahaya pun tersedot. Lubang hitam berkategori raksasa biasanya berukuran minimal satu juta kali massa matahari. Obyek raksasa penyedot cahaya itu diperkirakan ada di pusat setiap galaksi. (Baca juga: Ada Lubang Hitam Baru di Galaksi Bima Sakti)

Galaksi Bima Sakti pun memiliki lubang hitam di bagian pusatnya dengan ukuran 4 juta kali massa matahari. Meski tergolong lubang hitam raksasa, ukurannya cuma 0,01 persen dari massa Bima Sakti yang diperkirakan sekitar 50 miliar lebih besar daripada matahari.

Menurut Soria, P13 kini berotasi di sekitar bintang "donor" superbesar yang ukurannya 20 kali lebih berat ketimbang matahari. Satu sisi dari bintang donor itu sekarang selalu lebih berkilau dibanding bagian lain karena diterangi sinar-X ketika berada di dekat lubang hitam. Dengan kondisi itu, ilmuwan berhasil mengetahui durasi rotasi lubang hitam selama 64 hari. "Ukuran lubang hitam itu tak lebih dari 15 kali massa matahari kita," kata Soria.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Soria membandingkan P13 dengan juara makan asal Jepang, Takeru Kobayashi. Dengan tinggi hanya 1,73 sentimeter, Kobayashi adalah legenda yang memegang beberapa rekor dunia makan hotdog, hamburger, piza, dan pasta terbanyak. "Kobayashi menunjukkan bahwa ukuran tubuh bukan masalah dalam kompetisi makan. Bahkan lubang hitam kecil bisa melahap gas dengan kecepatan luar biasa," katanya.

P13 termasuk dalam kelompok lubang hitam penghasil sinar-X paling terang. "Mereka adalah juara kompetisi makan gas di jagat raya, sanggup melahap bintang donor kurang dari sejuta tahun dan itu ukuran waktu yang singkat dalam skala kosmik," kata Soria. 

NATURE | SCIENCEDAILY | GABRIEL WAHYU TITIYOGA

Berita Lainnya:
Pria Bunuh Diri di Menara BCA, Ini Identitasnya
PPP: PKS Tak Mau Mengalah Soal Wakil Ketua MPR
Incar Kursi Pimpinan MPR, PPP Membelot ke Koalisi Jokowi

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Observatorium Bosscha Tutup Kunjungan Publik Selama Bulan Puasa

39 hari lalu

Bangunan kubah ikonik di komplek Observatorium Bosscha, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, 16 Januari 2023. Tempat peneropongan bintang Observatorium Bosscha telah genap berusia 100 tahun pada tahun 2023 ini. TEMPO/Prima Mulia
Observatorium Bosscha Tutup Kunjungan Publik Selama Bulan Puasa

Minat pengunjung ke Observatorium Bosscha tergolong tinggi sejak kunjungan publik mulai dibuka kembali setelah masa pandemi.


Raih Nurtanio Award 2023, Harijono Djojodihardjo: Ini Bisa Memacu Generasi Muda

27 November 2023

Harijono Djojodihardjo menerima anugerah Nurtanio Award 2023 atas andilnya dalam memajukan iptek dan riset Indonesia, khususnya di bidang dirgantara. Dok: TEMPO/ANNISA FEBIOLA.
Raih Nurtanio Award 2023, Harijono Djojodihardjo: Ini Bisa Memacu Generasi Muda

Harijono Djojodihardjo, ahli penerbangan dan antariksa meraih anugerah Nurtanio Award 2023 dari BRIN.


BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

26 November 2023

Kepala Badan Riset Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko dalam diskusi Ngobrol @Tempo bertajuk
BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.


Membuka Jalan untuk Gibran

26 September 2023

Membuka Jalan untuk Gibran

Peluang Gibran Rakabuming Raka menjadi calon wakil presiden menguat.


Kepala BRIN: Teknologi Antariksa Akan Menjadi Kunci Masa Depan

21 September 2023

Kepala BRIN Laksana Tri Handoko di IEMS 2023. (Foto: TEMPO/Rafif Rahedian)
Kepala BRIN: Teknologi Antariksa Akan Menjadi Kunci Masa Depan

Kepala BRIN Laksana Tri Handoko mengatakan teknologi keantariksaan sendiri telah dimanfaatkan dalam berbagai sektor pembangunan.


Misi Explorer 11 Diluncurkan NASA pada 27 April 1961, Apa Itu?

27 April 2023

Ilustrasi luar angkasa
Misi Explorer 11 Diluncurkan NASA pada 27 April 1961, Apa Itu?

Misi Explorer 11 NASA bertujuan mempelajari sinar gamma di luar angkasa.


Sejarah Tragedi Meledaknya Pesawat Ulang-alik Columbia

17 Januari 2023

Kapal Ulang-alik Atlantis meluncur ke luar angkasa untuk terakhir kalinya pada 8-7, 2011. Atlantis, salah satu pesawat ulang-alik milik Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat. REUTERS/Bill Ingalls/NASA/Handout
Sejarah Tragedi Meledaknya Pesawat Ulang-alik Columbia

Pada 1 Februari 2003, pesawat ulang-alik Columbia meledak saat memasuki atmosfer di atas Texas dan menewaskan ketujuh awak di dalamnya.


AS: China Ancaman Utama dalam Pertahanan Luar Angkasa

9 Desember 2022

AS: China Ancaman Utama dalam Pertahanan Luar Angkasa

China sedang membangun kemampuan yang menempatkan sebagian besar aset luar angkasa Amerika Serikat dalam risiko


BRIN Berikan Penghargaan Nurtanio kepada Pakar Pengindraan Orbita Roswitiarti

30 November 2022

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) pada tahun 2022 memberikan penghargaan Nurtanio Pringgoadisuryo Memorial Lecture kepada Dr. Orbita Roswitiarti M.Sc yang memiliki rekam jejak di bidang penerbangan dan antariksa serta memberikan banyak manfaat yang berarti. (BRIN)
BRIN Berikan Penghargaan Nurtanio kepada Pakar Pengindraan Orbita Roswitiarti

Orbita merupakan peneliti ahli utama di bidang kepakaran, teknologi, dan aplikasi pengindraan jauh pada Pusat Riset Pengindraan Jauh BRIN.


Peristiwa Astronomi Agustus, Ada Gugus Bola M2 dan M15

3 Agustus 2022

Messier 15 (NASA, ESA)
Peristiwa Astronomi Agustus, Ada Gugus Bola M2 dan M15

Observatorium Bosscha membagikan berbagai fenomena antariksa yang terjadi di bulan Agustus.