TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal Partai NasDem Patrice Rio Capella mengaku sudah memperkirakan bakal kalah dalam pemungutan suara (voting) pemilihan pimpinan Majelis Permusyawaratan Rakyat. Kekalahan itu diprediksi setelah usulan musyawarah mufakat yang didorong koalisi pendukung Jokowi ditolak. “Hitung-hitungan di atas kertas memang kami kalah,” ujar Rio kepada Tempo, Rabu, 8 Oktober 2014. (Baca: Heboh DPR Jegal Jokowi, Fahri: Jangan Paranoid!)
Menurut Rio, kekuatan di DPR adalah 205 kursi pro-Jokowi dan 334 kursi pro-Prabowo. Meskipun ada dukungan dari Dewan Perwakilan Daerah, suaranya tidak mungkin bulat seluruhnya ke kubu Jokowi. “Kalau 100 persen DPD masuk, kami menang, tapi itu hampir tidak mungkin,” tuturnya. (Simak: Koalisi Prabowo Siap Ajukan Veto untuk 100 Posisi dan Zulkifli Ketua MPR, Ada Teriakan: Terimakasih PPP)
Dalam forum lobi-lobi pimpinan fraksi, kata Rio, koalisi Jokowi mengusulkan paket pimpinan MPR yang mengakomodasi seluruh kubu. Yakni, Ketua MPR dari DPD, sementara wakilnya dari kubu Prabowo dan kubu Jokowi, masing-masing dua orang. Namun usulan itu tak disepakati hingga akhirnya muncul paket A dan paket B. Paket A menyodorkan Oeman Sapta Odang sebagai calon ketua, sementara paket B dengan calon ketua Zulkifli Hasan. (Baca: Tiga Taktik Koalisi Prabowo Rebut Pimpinan MPR)
Zulkifli yang juga Ketua Partai Amanat Nasional itu akhirnya terpilih sebagai Ketua MPR periode 2014-2019 berdasarkan hasil penghitungan suara anggota DPR dan DPD. Paket A meraih 330 suara dan Paket B dengan 347 suara. Sedangkan satu suara abstain. (Baca: Seusai Geger MPR, Mega-SBY Kunci Stabilitas Politik)
AGUS SUPRIYANTO
Baca juga:
Pria Bunuh Diri di Menara BCA, Ini Identitasnya
PPP: PKS Tak Mau Mengalah Soal Wakil Ketua MPR
Incar Kursi Pimpinan MPR, PPP Membelot ke Koalisi Jokowi
PPP: 60 Persen Kaki Kami di Koalisi Jokowi
Zulkifli Hasan, Ketua MPR Periode 2014-2019