TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah lembaga swadaya masyarakat di Bali menolak pelaksanaan Bali Democracy Forum ke-VII pada 8-9 Oktober 2014 di Nusa Dua, Bali. Acara itu dianggap hanya bagian dari pencitraan pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
"Di saat demokrasi Indonesia sedang mundur, acara ini makin tidak perlu dilangsungkan," kata Komang Arya Ganaris, juru bicara Koalisi Masyarakat Sipil, Kamis, 9 Oktober 2014, di Denpasar. (Baca: Penolakan LSM ke Bali Democracy Forum Disesalkan)
Koalisi terdiri dari LSM Yayasan Manikaya Kauci, YLBHI-LBH Bali, Yayasan Bintang Gana, Pena '98, Sloka Institute, Alase, Walhi Bali, dan AJI Denpasar.
Menurut Ganaris, revisi Undang-Undang Pemilihan Kepala Daerah yang mengatur mekanisme pemilihan gubernur, bupati, dan wali kota oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dianggap sebagai bentuk kemunduran demokrasi. "Di situ SBY tidak menunjukkan keteladanan dan sikap untuk menyelamatkan demokrasi," katanya. (Baca: 3 Kepala Negara Hadiri Bali Democracy Forum)
Pemilihan kepala daerah kembali oleh DPRD, seperti sebelum reformasi, merupakah upaya koalisi partai di DPR yang beroposisi dengan presiden terpilih Joko Widodo. Revisi aturan ini bertujuan menguasai parlemen dan eksekutif di daerah. Kemenangan pendukung Prabowo Subianto itu diakibatkan oleh keluarnya fraksi Partai Demokrat dalam voting.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono kemudian mengeluarkan Peraturan Pemerintah Pengganti UU Pilkada dan menganulir pemilihan kepala daerah oleh DPRD. Namun, perpu tersebut baru berlaku jika disetujui oleh mayoritas anggota DPR.
Nyoman Mardika dari Alase Bali mengatakan Forum Demokrasi Bali ini akan memberikan citra buruk terhadap Indonesia bila tetap terus digelar. "Pemerintahan Jokowi tidak perlu melanjutkan forum ini," katanya. "Forum ini juga tidak ada manfaatnya bagi pendidikan demokrasi bagi masyarakat kita."
ROFIQI HASAN
Terpopuler:
Koalisi Jokowi Sukses Rayu DPD, Siapa Dalangnya?
Zulkifli Hasan, Ketua MPR Periode 2014-2019
Koalisi Prabowo Siap Ajukan Veto untuk 100 Posisi
Pacar Mayang Ternyata Juga Pekerja Seks