TEMPO.CO, Jakarta - Bursa Efek Indonesia merevisi target sejumlah perusahaan yang akan melantai di bursa saham. Menurut Direktur Utama PT BEI Ito Warsito, target yang ditetapkan sebelumnya sulit tercapai karena kondisi politik yang tak stabil.
"Kondisi politik membuat calon emiten memundurkan rencana penawaran saham perdana tahun ini," kata Ito, Kamis, 9 Oktober 2014. (Baca : Blue Bird dan Empat Perusahaan Lain IPO Tahun Ini)
Saat ini, kata Ito, tercatat 18 emiten baru. Apabila dihitung dengan yang sedang berproses hingga akhir tahun, ada 25 emiten. Sebelumnya, bursa menargetkan tahun ini ada 30 emiten yang akan menawarkan saham perdana di bursa saham. (Baca : BEI Optimistis Nilai IPO Bisa Dua Kali Lipat)
Selain merevisi target perusahaan yang akan melakukan IPO, BEI merevisi pula rata-rata transaksi harian dari Rp 7 triliun menjadi Rp 6,4 triliun. Keputusan ini dilakukan lantaran kondisi ekonomi Indonesia tak mendukung. Adapun rata-rata transaksi harian saat ini sebesar Rp 6,2 triliun.
Menurut dia, revisi target bukan hal yang tak lazim. "Tidak mencapai target juga bukan hal yang sangat penting, sebab kami terbiasa menetapkan target yang sangat tinggi," ujarnya.
Agar target yang ditetapkan tercapai, kata Ito, syarat untuk melakukan IPO sudah dipermudah. Saat ini ada banyak perusahaan yang ingin melakukan IPO, namun belum tahu caranya.
"Bursa memberikan edukasi bagaimana melakukan IPO tahun ini," ujar dia. Cara ini diharapkan bisa meningkatkan jumlah perusahaan ataupun individu untuk berinvestasi di pasar modal.
DINI PRAMITA
Berita Terpopuler|
Novel FPI Menyerahkan Diri ke Polda Metro Jaya
Seusai Geger MPR, Mega-SBY Kunci Stabilitas Politik|
FPI: Ahok Tak Akan Bisa Bubarkan Kami
Nazaruddin: Ibas Terima Duit Korupsi Wisma Atlet
Bantah Jokowi, KSAD Pamer Leopard Tak Rusak Jalan