TEMPO.CO, Kobani - Kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) akhirnya memasuki Kota Kobani, perbatasan Suriah dengan Turki. Padahal pasukan Kurdi dan tentara Amerika Serikat telah melakukan serangan balasan untuk melawan ISIS.
Sementara itu, pasukan Kurdi mengklaim serangan Amerika tidak tepat sasaran dengan memfokuskan serangan ke barak, pos, dan infrastruktur ISIS di Suriah. Padahal serangan langsung pada ISIS di barisan depan yang sudah siap untuk perang di Kobani lebih penting. Namun hal ini dibantah oleh AS, yang mengaku serangan itu adalah bagian dari strategi. (Baca: AS Dinilai Tidak Reaktif, ISIS Kuasai Kobani)
"Serangan ke infrastruktur ISIS penting untuk mengantisipasi serangan jangka panjang. Orang-orang perlu memahami bahwa kita perlu kesabaran untuk melakukan strategi. Kita tidak bisa memprediksi Kobani akan jatuh atau tidak ke tangan ISIS," kata juru bicara Pentagon, John Kirby, seperti dilaporkan Reuters, Rabu, 8 Oktober 2014.
Kirby menuturkan Kobani merupakan wilayah yang cocok diserang ISIS karena pertahanan di sana sudah keropos. Menurut Kirby, masih ada kota-kota lain yang terancam, dan saat itulah pasukan membutuhkan lebih banyak waktu. (Baca: Amerika Serikat Galang Kekuatan Melawan ISIS)
Pasukan Amerika Serikat mengklaim melakukan enam serangan udara untuk membantu pasukan Kurdi melawan ISIS di Kobani. Menurut laporan dari Pusat Komando AS (CENTCOM), serangan udara itu telah menghancurkan kendaraan lapis baja, kendaraan bersenjata, dan artileri milik ISIS.
RINDU P. HESTYA | REUTERS
Berita Lain:
Bau Busuk, Kekasih Mayang: Saya Masak Kaldu Babi
Kim Jong-un Menghilang dari Pyongyang
Zona Tempur ISIS Jadi Obyek Wisata Perang