TEMPO.CO, Kediri-- Perusahaan rokok PT Gudang Garam Kediri masih merahasiakan nilai penurunan pendapatan yang menyebabkan 4.000 lebih karyawannya dirumahkan. Namun seluruh operasional pabrik dipastikan tetap berjalan normal.
Wakil Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Gudang Garam Iwhan Tricahyono mengatakan saat ini perusahaannya tengah melakukan evaluasi terhadap produksi dan penjualan yang diklaim mengalami penurunan. "Jumlahnya belum tahu, tapi sangat signifikan," kata Iwhan, Jumat, 10 Oktober 2014. (Baca berita sebelumnya: Krisis, Gudang Garam PHK 2.000 Karyawan)
Dia membantah jika penerapan program pensiun dini bagi karyawan borongan sigaret kretek tangan dan operasional ini adalah strategi perusahaan untuk menggeser tenaga manusia menjadi mesin. Sebab berhembus kabar bahwa saat ini Gudang Garam tengah mendatangkan mesin produksi dari Jerman. Menurut Iwhan, efisiensi karyawan ini murni karena menurunnya pendapatan perusahaan akibat ketatnya regulasi pemerintah soal rokok.
Meski mengalami krisis keuangan, Iwhan menegaskan jika hingga kini operasional pabrik masih berjalan normal. Tak ada satupun divisi atau unit yang mengalami penutupan total. Hanya saja untuk sementara perusahaan tidak akan melakukan rekrutmen tenaga kerja baru terutama di divisi sigaret kretek tangan dan operasional.
Sebaliknya, perusahaan tak akan membatasi jumlah karyawan yang hendak mengikuti program pensiun dini ini hingga akhir bulan Oktober. Berapapun jumlah mereka akan disiapkan anggaran pensiun sesuai yang telah disepakati. (Baca juga: Karyawan Gudang Garam yang Dirumahkan Bertambah)
Diantaranya adalah pemberian uang pensiun sebanyak 10 kali gaji, pendaftaran jaminan kesehatan melalui BPJS selama lima tahun untuk karyawan dengan usia di bawah 50 tahun dan pelatihan kewirausahaan. "Kami siapkan dana khusus untuk berapapun karyawan yang mau pensiun," kata Iwhan.
Menurut sejumlah karyawan borongan di pabrik itu, pengurangan karyawan ini sudah terasa sejak usai Lebaran kemarin. Karyawan kontrak yang bekerja di tempat itu mendadak tidak diperpanjang lagi oleh perusahaan.
Mereka rata-rata karyawan berusia muda yang tidak mendapat kesempatan mengikuti program pensiun dini. "Program ini hanya untuk karyawan lama dengan masa kerja diatas 20 tahun," kata salah satu pekerja.
Dia juga memberi kesaksian bahwa banyak sekali produk rokok yang kembali dari pasaran (retur). Rokok tersebut biasanya dibongkar lagi untuk diproses ulang dengan tetap menjaga kualitas produk.
HARI TRI WASONO
Terpopuler
- Ini Sebabnya Dana Asing Kabur dari Indonesia
- Jika Telat, Tanggul Raksasa Bisa Molor hingga 2050
- BKPM: Kegaduhan Politik Tak Pengaruhi Investasi
- Sejuta Situs Pornografi Ditutup Pemerintah