TEMPO.CO, Palopo - Kemarau panjang yang berlangsung selama tiga bulan terakhir mengakibatkan air di sumur warga di Kota Palopo, Sulawesi Selatan, kian menyusut. Bahkan rasanya berubah menjadi asin dan keruh serta berwarna kuning.
Namun warga Kota Palopo, seperti di Kelurahan Salubattang, Kecamatan Telluwanua, terpaksa menggunakannya untuk mencuci dan mandi. Sedangkan untuk minum harus beli air mineral dalam kemasan galon.
"Kami terpaksa tetap menggunakan air sumur yang rasanya asin, karena tidak ada air lain yang bisa digunakan," kata warga Dusun Marobo, Kelurahan Salubattang, Adiawan, Sabtu, 11 Oktober 2014.
Menurut Adiawan, untuk keperluan memasak dan minum, warga harus membeli air mineral dalam kemasan galon.
Warga Dusun Marobo lainnya, Kahar, 32 tahun, mengatakan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Palopo memang mensuplai air bersih menggunakan mobil tangki. Namun itu tidak mampu mencukupi kebutuhan warga.
"Selama tiga bulan terakhir ini, kami harus membeli air galon untuk memasak. Kami tidak mungkin minun air sumur yang rasanya asin,” ujar Kahar, warga lainnya.
Baik Adiawan maupun Kahar berharap Pemerintah Kota Palopo mengatasi krisis air bersih yang dialami warga, yakni dengan memperbanyak suplai air bersih.
Sebanyak 40 kepala keluarga di Dusun Marobo tidak hanya mengalami krisis air bersih. Akibat musim kemarau yang panjang, beberapa tambak warga terancam kekeringan.
Kepala Kelurahan Salubattang, Andi Baso Akbar, mengatakan pihaknya sudah berkonsultasi dengan pihak PDAM. “Dalam pekan ini akan didistribusi air bersih," ujarnya.
HASWADI
Terpopuler lainnya:
Dijegal DPR, Jokowi Tak Segan Keluarkan Hak Veto
Ormas Anarkistis, Jokowi: Gebuk Saja
Krisis, Gudang Garam PHK 2.000 Karyawan