TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Perekonomian Chairul Tanjung meminta presiden terpilih Joko Widodo-Jusuf Kalla segera melangsungkan rencana merger bank pemerintah sebagai persiapan menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) tahun depan. "Itu harus segera ditindaklanjuti dengan catatan jangan menyimpang dari arsitektur perbankan yang sudah dibuat," ujarnya kepada Tempo saat ditemui di kantornya, Jumat, 10 Oktober 2014. (Baca: Pemegang Saham BTN Belum Bahas Soal Akusisi)
Menurut Chairul, pembentukan satu bank raksasa milik negara dengan nilai kapasitas pasar cukup besar dibutuhkan untuk menghadapi persaingan tahun depan. Alasannya, beberapa negara tetangga di kawasan Asia Tenggara justru sedang sibuk merampungkan proses merger pembentukan satu konsorsium perbankan berskala besar. "Sebaiknya itu segera dilaksanakan oleh pemerintah mendatang," ujar pemilik Bank Mega itu. (Baca: Bentuk BUMN Reasuransi, OJK Pilih Opsi Merger)
Saat ini, ujar Chairul, posisi perbankan nasional tak termasuk dalam sepuluh besar bank terbesar di kawasan Asean. Di lain pihak, syarat utama masuknya perbankan dalam persaingan terbuka tahun depan adalah memiliki permodalan cukup besar. "Tentu akan sangat baik jika segera masuk top sepuluh terbesar Asean," katanya. (Baca: Bank BUMN Perlu Dimerger)
Meski mendukung proses merger dipercepat, Chairul mengingatkan agar pemerintah tetap tak menyalahi aturan dan mengubah arsitektur perbankan saat ini. "Misalnya bank umum harus dengan bank umum, tidak boleh bank umum dengan bank khusus," ujar dia mencontohkan.
Chairul mengatakan pemerintah sedang menyiapkan rencana besar terhadap rencana merger bank pelat merah. Namun, ia menolak menyebutkan bank yang akan dimerger. "Enggak boleh dong saya bicara, nanti jadi masalah," ujar dia sambil memasuki mobil pribadinya.
Seperti diketahui, saat ini pemerintah memiliki empat bank besar dengan nilai kapasitasi pasar cukup mumpuni, yakni PT Bank Mandiri Tbk, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI), dan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN).
Namun dari jumlah itu, nilai modal mereka masih kalah jauh dibanding perbankan asal Singapura, Thailand, termasuk Malaysia yang sudah dulu berada dalam deretan sepuluh bank terbesar Asean. Saat ini bank DBS Singapura tercatat sebagai perbankan terbesar di ASEAN dengan total aset sebesar US$ 320,6 miliar. Sementara bank terbesar Indonesia, Mandiri, hanya memiliki aset Rp 729,48 triliun.
Untuk itu, sebelum menggabungkan keempatnya menjadi satu bank besar, langkah awal yang dapat dilakukan adalah melakukan konsolidasi strategis berupa pembagian tugas dan kewenangan masing-masing bank tersebut.
JAYADI SUPRIADIN
Berita Terpopuler
Dijegal DPR, Jokowi Tak Segan Keluarkan Hak Veto
Adik Prabowo Sebut Hasil Wawancaranya Dipelintir
Ormas Anarkistis, Jokowi: Gebuk Saja
Ilmuwan Kecam Politik Bumi Hangus Koalisi Prabowo