TEMPO.CO , Karanganyar - Menteri Riset dan Teknologi, Gusti Muhammad Hatta, mengatakan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Indonesia menghadapi banyak tantangan. Salah satunya mafia yang selama ini diuntungkan dengan penggunaan bahan bakar minyak (BBM) untuk listrik.
"Semua sudah tahu, banyak pihak yang untung dengan penggunaan pembangkit bertenaga minyak," kata Gusti saat ditemui di Karanganyar, Sabtu 11 Oktober 2014. (Baca: Berapa Biaya Membangun Pembangkit Listrik Nuklir?).
Menurut Gusti, mereka yang selama ini diuntungkan dengan penggunaan BBM tidak akan tinggal diam dan mencoba menghambat agar pembangunan proyek berteknologi tinggi seperti nuklir gagal terlaksana. Salah satunya, kata dia, dengan mempengaruhi masyarakat untuk menolak proyek PLTN. "Mereka selalu bilang bahwa nuklir berbahaya, bisa kena radiasi," katanya.
Padahal, Gusti menjamin Indonesia sudah memiliki banyak tenaga ahli dalam menggunakan teknologi nuklir. Apalagi, kata dia, Kementerian Riset dan Teknologi sudah melakukan penelitian bahwa Pulau Bangka sangat aman untuk menjadi tempat pembangunan PLTN. "Pulau tersebut bebas gempa dan bebas tsunami," kata Gusti. Kondisi itu menjadi salah satu prasyarat untuk pembangunan PLTN. (Baca: Bangun Pembangkit Nuklir, Batan Gandeng Bill Gates).
Gusti mengatakan hasil kajian tersebut sudah diserahkan kepada Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral serta PT PLN (persero). Karena itu, Gusti berharap pemerintahan yang baru memiliki political will untuk mengembangkan PLTN agar Indonesia bisa terbebas dari krisis energi. Dia berharap proyek tersebut bisa terealisasi di pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla.
AHMAD RAFIQ
Berita Terpopuler
Kata Prabowo Soal Wawancara Hashim Djojohadikusumo
Jadi Biang Walk-Out, Ini Sanksi SBY Buat Nurhayati
AJI Minta Hashim Buktikan jika Ada Berita Keliru