TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Menteri Kesehatan, Ali Ghufron Mukti mengatakan Kementerian Kesehatan sudah melakukan beberapa tindakan untuk mewaspadai masuknya virus ebola ke Indonesia. "Masyarakat tidak perlu panik terhadap ebola, tapi kita juga tidak bisa anggap enteng," katanya saat dihubungi Tempo, Ahad, 12 Oktober 2014.
Menurut Gufron, pihaknya sudah melakukan beberapa kegiatan untuk mewaspadai masuknya ebola. Pertama, Kementerian Kesehatan sudah melakukan simulasi di beberapa rumah sakit rujukan penanganan ebola. "Simulasi itu dilakukan seperti realita," katanya.
Selanjutnya, selain terdapat beberapa rumah sakit rujukan, ratusan rumah sakit pun sudah melakukan berbagai persiapan bila suatu hal yang tidak diinginkan terjadi. Pada rumah sakit biasa itu, sudah dipersiapkan beberapa laboratorium, petugas laboratorium, serta ruang isolasi untuk melakukan berbagai tes bagi pasien. "Kami juga sudah mengirimkan surat edaran bagi semua dinas kesehatan agar rumah sakit bisa menyiapkan semuanya," katanya. (Baca: Asal Usul Nama Ebola)
Selain itu, kata Gufron, kementerian pun sudah memasang alat thermal scanner (alat pendeteksi suhu tubuh) di beberapa bandara yang menjadi tempat pintu masuk para jemaah haji Indonesia dari tanah suci. "Selain di bandara, kami juga menaruh thermal scanner di asrama haji, tempat jemaah kembali berkumpul sementara," katanya.(Baca: Ini Persamaan Ebola dan HIV)
Beberapa waktu lalu, Kementerian Kesehatan pun sudah bekerja sama dengan Kementerian Hukum dan HAM khususnya bagian imigrasi. Kementerian meminta para petugas imigrasi memberikan tambahan pertanyaan khususnya terkait penyakit ebola. "Sebelum memberi stamp visa, kami minta mereka memberi stamp khusus terkait ebola," kata Gufron.
Menurut Gufron, pertanyaan untuk warga negara asing, khususnya yang berasal dari daerah pandemi seperti 'apakah memiliki keluarga yang terkena kasus ebola'. Selain itu, pertanyaan 'apakah berasal dari daerah pandemi' juga ditanyakannya.
Gufron mengimbau masyarakat untuk selalu waspada, namun tidak panik. "Indonesia tidak boleh anggap enteng, tapi juga tidak boleh sembrono," katanya mengingatkan.
Wabah ebola yang menyerang Afrika Barat semakin mematikan. Pada Jumat, 10 Oktober 2014, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan jumlah kematian akibat virus ini telah mencapai lebih dari 4.033 jiwa.
Mengutip laporan Associated Press, WHO menyatakan hampir semua korban jiwa, yakni 4.024 jiwa, berasal dari tiga negara yang paling buruk terkena dampak, yaitu Liberia, Sierra Leone, dan Guinea. Sementara itu, delapan orang meninggal di Nigeria dan satu orang di Amerika Serikat.
MITRA TARIGAN
Berita Lain
Golkar Gabung Pemerintah,Fadel Kasihan Pada Jokowi
PAN dan PPP Siap Beri Kursi ke Koalisi Jokowi
Perahu TNI AL Terbalik di NTT, Tiga Tewas
Ini Tokoh Dunia yang Pernah Temui Jokowi