TEMPO.CO, Bandung - Selama dua bulan ini, September dan Oktober, kasus kebakaran hampir terjadi setiap hari di Kota Bandung. Sepanjang September lalu, tercatat 34 kebakaran terjadi di kota ini. Adapun pada Oktober ini sudah terjadi 16 kebakaran.
Petugas Dinas Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran Kota Bandung, Mardi Uripto, mengatakan jumlah kasus kebakaran dari September hingga Oktober ini sangat tinggi. "Dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, jumlah kebakaran melonjak 100 persen," katanya saat ditemui Tempo di kantornya, Senin, 13 Oktober 2014. Sejauh ini, tidak ada laporan korban jiwa ataupun luka dalam kebakaran-kebakaran itu.
Menurut Mardi, seluruh kebakaran tersebut terjadi akibat ketidaksengajaan. Umumnya penyebab kebakaran adalah hubungan pendek arus listrik dan kompor gas. Selain rumah dan bangunan, lokasi yang terbakar yaitu padang ilalang seluas hampir 10 hektare di bekas lapangan golf Arcamanik. "Penyebab terbakarnya tidak diketahui, yang pasti warga sekitar panik karena apinya besar," ujarnya.
Ia membantah melonjaknya jumlah kebakaran di Kota Bandung itu dipicu musim kemarau saat ini. Dari pengalamannya bertugas sejak 1997, kebakaran pun kerap terjadi ketika musim hujan. "Di Bandung, kebakaran terjadi hampir merata di semua wilayah," katanya. Petugas umumnya membutuhkan waktu empat-lima jam untuk tuntas memadamkan kebakaran dengan 30-60 tenaga dan 2-14 mobil pemadam kebakaran.
Dalam melakukan pemadaman, yang dikerjakan hampir setiap hari, petugas mengandalkan air sungai dan pompa hidran yang berisi air baku pasokan untuk Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Bandung. Juru bicara PDAM Kota Bandung, Tarsum, mengaku pasokan air ke bak pengolahan berkurang ketika airnya dipakai berulang kali oleh petugas pemadam. Namun PDAM tidak keberatan. "Musibah kebakaran harus ditangani bersama," ujarnya.
Saat ini, kata Tarsum, debit air ke pelanggan sedang merosot empat kali lipat. Normalnya, pasokan air dari sejumlah sungai ke bak pengolahan PDAM di Jalan Badaksinga mencapai 1.800-1.900 liter per detik. "Sekarang cuma 350-450 liter per detik kalau sungainya dibendung PLN untuk listrik karena air sungai juga sedikit," katanya.
ANWAR SISWADI
Terpopuler:
Di Yogya, Zuckerberg Coba Facebook di Pos Ronda
Pengganti Ahok Mantan Koruptor, Ini Kata Gerindra
Video Penganiayaan Murid SD di Bukittinggi Beredar
Di Yogya, Bos Facebook Selfie Bareng Ibu-ibu
Pemuda Ini Diajak Bos Facebook Bertemu Jokowi