TEMPO.CO, Bukittinggi - Siswi korban penganiayaan di Sekolah Dasar Trisula Perwari Kota Bukittinggi, Sumatera Barat, mengaku tidak ada guru yang melihat dia dianiaya. Setelah dianiaya, korban ingin mengadu, tapi tidak ada guru di ruangan tersebut. (Baca juga: Siswi SD Bukittinggi Dianiaya Saat Ada Guru)
"Guru endak ada di sana," ujar korban saat ditemui di kantor Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Bukittinggi, Senin, 13 Oktober 2014. (Baca juga: Penganiayaan Siswa SD Bukittinggi, Sekolah Lalai)
Siswi kelas V SD Trisula Perwari ini mengatakan teman-temannya yang menganiaya dia berjumlah sekitar delapan orang. Mereka memukul badan dan tangannya. "Sakit-sakit badan ini," ujarnya.
Kekerasan terhadap korban terekam dalam video yang diunggah ke situs berbagi video, YouTube. Pemukulan tersebut terjadi pada 18 September 2014 sekitar pukul 09.00 WIB, ketika siswa kelas V A sedang mengikuti proses belajar-mengajar dengan mata pelajaran pendidikan agama. Dalam rekaman berdurasi 1 menit 52 detik itu tampak sekitar empat siswa dan satu siswi memukul dan menendang seorang siswi berjilbab putih berkali-kali. (Baca juga: Siswi SD Bukittinggi Disiksa Saat Pelajaran Agama)
Ketua Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Bukittinggi Aisyah Ismet mengatakan pihaknya sedang mengidentifikasi masalah ini untuk mengetahui tingkat trauma yang dialami korban. "Kita lakukan pendampingan psikologis dan kesehatannya," ujarnya.
ANDRI EL FARUQI
Berita lain:
Pemuda Ini Diajak Bos Facebook Bertemu Jokowi
Zuckerberg Senang, Facebook Tembus Perkampungan
Bekasi Dibully,Pengamat: Pemerintah Perhatikan