TEMPO.CO, Lumajang - Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lumajang, Hendro Wahyono, mengatakan kawasan hutan lindung di sekitar Gunung Semeru terbakar akibat lava. "Sekitar 25 hektare yang terbakar," kata Hendro, Senin, 13 Oktober 2014.
Hendro mengatakan kebakaran terjadi sejak Sabtu malam lalu di bagian atas Watu Lapis, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang. Hendro mengatakan kebakaran hutan itu berjarak kurang-lebih 3 kilometer dari kawah. Kendati api sudah padam sejak Minggu malam kemarin, relawan BPBD Lumajang terus memantau kemungkinan terjadi lagi kebakaran hutan. (Baca juga: 15 Hektare Hutan di Kaki Gunung Semeru Terbakar)
Kepala Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru Ayu Dewi Utari memastikan kebakaran hutan disebabkan oleh percikan lidah lava dari kawah Jonggring Seloka. "Terkena percikan lidah lava," kata Ayu saat dihubungi Tempo.
Ayu menduga bahwa lidah lava yang memercik mengenai semak belukar yang kering dan merembet ke pohon cemara. "Sudah otomatis mengenai hutan cemara," ujarnya. Area yang terbakar itu berada di batas vegetasi.
Seperti diberitakan, Pos Pengamatan Gunung Api Semeru di Gunung Sawur, Desa Sumbermujur, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, mencatat ada lonjakan gempa letusan Gunung Semeru dalam sebulan terakhir ini. Berdasarkan pengamatan secara kegempaan yang dilakukan petugas vulkanologi, gempa letusan melonjak hingga empat kali lipat. (Baca juga: Gempa Letusan G Semeru Naik Empat Kali Lipat)
Berdasarkan data laporan bulanan terkait dengan aktivitas vulkanis gunung dengan ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut ini, selama Agustus lalu, gempa letusan tercatat sebanyak 65 kali. Namun, pada bulan September, gempa letusan tercatat sebanyak 260 kali. Selain itu, jika selama Agustus tidak teramati adanya gempa tremor harmonik, pada September tercatat dua kali gempa tremor harmonik.
DAVID PRIYASIDHARTA
Berita lain:
Zuckerberg Senang, Facebook Tembus Perkampungan
Bekasi Dibully,Pengamat: Pemerintah Perhatikan
Penganiayaan Siswa SD Bukittinggi, Sekolah Lalai