TEMPO.CO, Sidoarjo - Sopir bus Harapan Jaya jurusan Surabaya-Trenggalek yang mengalami kecelakaan hingga menewaskan tujuh penumpang pada Senin pagi, 13 Oktober 2014 dijuluki sebagai "Power Ranger". Teguh Harianto, nama sopir bus, mendapat julukan itu karena selalu mengemudikan bus dengan kecepatan tinggi.
“Teguh Harianto memang sering ngebut,” kata Fauzan, petugas perwakilan PO Harapan Jaya, di Terminal Bungurasih, Surabaya, ketika ditemui Senin, 13 Oktober 2014. “Julukan itu (Power Ranger) sudah lama diberikan sesama kru,” kata dia lagi. (Baca: Kecelakaan Maut Bus di Sidoarjo, PO Salahkan Sopir)
Menurut Fauzan, kondisi bus bernomor polisi AG 7900 UR yang dikendarai Teguh baik. Masa pakainya pun tergolong baru, sejak 2011 lalu. Teguh juga disebutkannya dalam kondisi bugar ketika berangkat dari Bungurasih. Dia disebutkan sempat tidur dua jam sebelum berangkat lagi.
Polisi masih menyelidiki kronologi dan penyebab pasti kecelakaan. Namun, disebutkan kalau Teguh memang terlibat kebut-kebutan dengan sopir bus lain dari PO Sumber Kencono sebelum celaka. Saat menikung di depan Mahkamah Militer, Teguh diduga tak mampu mengendalikan bus sehingga menabrak tiang penerangan jalan umum dan terguling. (Baca: Sumber Kencono dan Kecelakaan Maut Bus di Sidoarjo)
Bus sempat terseret jauh, sekitar 60 meter. Selain tujuh penumpang tewas, puluhan penumpang lainnya mengalami luka-luka.
Fauzan memberi catatan kecelakaan itu adalah yang kali kedua yang dialami bus Harapan Jaya. Pada 2012 lalu, kecelakaan maut juga terjadi di Sidoarjo. Saat itu sebanyak delapan penumpang tewas.
MOHAMMAD SYARRAFAH
Terpopuler
Pemuda Ini Diajak Bos Facebook Bertemu Jokowi
Bekasi Dibully,Pengamat: Pemerintah Perhatikan
Siswi SD Bukittinggi Disiksa Saat Pelajaran Agama
Bertemu Jokowi, Mark Zuckerberg Tanggalkan Hoodie